SuaraSurakarta.id - Diabetes merupakan salah satu penyakit komorbid yang bisa memperparah kondisi pasien Covid-19. Tetapi sekarang, sebuah penelitian menemukan bahwa jenis obat penurun glukosa tertentu juga dapat memperparah kondisi tersebut.
Menurut peneliti dari Brigham and Women’s Hospital di AS, pasien Covid-19 yang menderita diabetes dan mengonsumsi obat penurun glukosa SGLT2i, berisiko lebih tinggi mengalami kondisi yang berpotensi mematikan yang disebut ketoasidosis diabetik.
Ketoasidosis diabetik atau DKA muncul ketika suatu penyakit mencegah sel menerima cukup glukosa untuk menjalankan fungsinya.
Temuan penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal The American Association of Clinical Endocrinologists Clinical Case Reports, memperingatkan bahwa pasien covid-19 yang menerima obat SGLT2i mungkin berisiko terkena subset DKA tertentu, yang dikenal sebagai euDKA.
Baca Juga: Unik! Agar Cepat Sembuh, Pasien Covid-19 di Klaten Diajak Mancing Ikan
EuDKA terjadi ketika sel-sel tubuh gagal menyerap glukosa yang cukup dan mengimbanginya dengan memetabolisme lemak, menciptakan penumpukan asam yang disebut keton, para peneliti menjelaskan.
Mereka mengatakan EuDKA ditandai dengan kadar gula darah yang lebih rendah daripada DKA, menambahkan bahwa lebih sulit untuk didiagnosis.
FDA AS sebelumnya telah memperingatkan bahwa risiko DKA dan euDKA dapat meningkat pada individu yang menggunakan obat SGLT2i, yang berfungsi dengan melepaskan kelebihan glukosa dalam urin.
Dalam studi saat ini, para ilmuwan mempelajari lima kasus euDKA yang tidak biasa yang dibawa ke layanan rawat inap diabetes dalam rentang waktu dua bulan pada puncak pandemi di Boston.
Mereka menemukan bahwa lima kasus mewakili insiden euDKA yang sangat tinggi dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, ketika layanan rawat inap melihat kurang dari 10 kasus euDKA.
Baca Juga: Viral Istora Senayan Dijadikan Tempat Isolasi, Ini Kata Wagub DKI
Menurut para peneliti, kelima kasus euDKA baru-baru ini diamati pada pasien COVID-19 yang memakai SGLT2i — tiga pasien dipulangkan ke fasilitas rehabilitasi, satu dipulangkan, dan satu, laki-laki berusia 52 tahun dengan pernapasan akut. sindrom kesusahan, meninggal.
Berita Terkait
-
Paus Fransiskus Alami Dua Insiden Gagal Pernapasan Akut
-
Daftar 8 Minuman Penurun Gula Darah, Cocok untuk Penderita Diabetes
-
7 Pengobatan untuk Luka Bakar dengan Obat Alami yang Terbukti Ampuh
-
Klinik Diabetes Terpadu: Inovasi Pelayanan Holistik untuk Pasien Diabetes di Indonesia
-
Obat Diabetes Tipe 2 Turunkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke? Ini Faktanya
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran
-
Gunungan Makin Tinggi, PLTSa Putri Cempo Hanya Mampu Mengolah 120 Ton Sampah
-
Maling Burung di Solo Kena Batunya: Kepergok di Banyuagung, Berakhir Diciduk Tim Sparta
-
Satresnarkoba Polresta Solo Sikat Kurir Sabu di Mojosongo, Barang Bukti Siap Edar Disita
-
Dijamin Ngakak! Angkat Kehidupan Kota Solo, Film Komedi 'Cocote Tonggo' Akhirnya Tayang