Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 31 Desember 2020 | 15:12 WIB
Ilustrasi Pembangunan Jalan Tol. [Dok Kementerian PUPR]

SuaraSurakarta.id - Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo mulai dikerjakan. Salah satu poin utama dalam proyek itu adalah soal pembebasan lahan.

Pembebasan lahan memang jadi titik krusial pembangunan tol yang terdiri atas tiga seksi trase tersebut. Polemik akan berkaitan dengan pembebasan lahan selalu muncul.

Seperti yang terjadi di Desa Tambakan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Dilansir dari Solopos.com jaringan Suara.com, lapangan sepak bola di kebayanan III bakal tergusur karena proyek Tol Solo-Jogja.

Warga meminta pemerintah desa mencari lahan pengganti lapangan yang tergusur agar mereka masih bisa bermain sepak bola.

Baca Juga: Sedikit Bicara Jadi Kunci Arteta Akhiri Kutukan Arsenal di Old Trafford

Salah satu tokoh warga Tambakan, Muryanto (48) menjelaskan lapangan itu selama ini menjadi fasilitas umum yang sangat disukai warga karena sering digunakan untuk berolahraga.

Lapangan sepak bola itu menjadi aset berharga desa. Belum lagi lapangan itu selama ini dimanfaatkan sebagai pusat berlatih sepak bola bagi warga di kebayanan III dan sekitarnya.

"Di kebayanan III Desa Tambakan ini ada lahan yang terdampak tol Solo-Jogja. Di antaranya, ada lapangan sepak bola dan gedung serbaguna. Kami berharap, lahan pengganti untuk lapangan dan gedung serba guna itu tetap berada di kebayanan III. Itu sudah menjadi harga mati. Jangan di kebayanan lainnya," kata Muryanto, kepada wartawan di Tambakan, Kecamatan Jogonalan.

Warga di kebayanan III Desa Tambakan, Kecamatan Jogonalan, memasang spanduk minta lahan pengganti lapangan sepak bola di daerah setempat, Rabu (30/12/2020). Lapangan sepak bola di kebayanan III bakal terdampak jalan tol Solo-Jogja. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Salah satu klub sepak bola lokal yang memanfaatkan lapangan itu adalah Persatuan Sepak Bola Kiran Tambakan (Persenka). Selain itu ada pula siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Bima Persenka yang juga berlatih di lapangan tersebut.

Sering juga para pelajar di SMPN 2 Jogonalan menggunakan lapangan sepak bola itu jadi tempat olahraga.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Pekan ke-7, Big Match di Old Trafford

"Kami telah merawat dan mengelola lapangan itu secara mandiri dan mem bangun fondasi mengelilingi lapangan. Kami tak menolak pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Hanya berharap lokasi pengganti lapangan sepak bola dan gedung serbaguna tetap di wilayah kami (di kebayanan III). Itu saja permintaan kami," katanya.

Salah satu warga setempat yang kebetulan bertemu dengan Suara.com, Joko Mulyono menyebut lapangan tersebut bak markas Manchester United, Old Trafford.

"Ya mesti di desa, tapi bagi kami itu sudah seperti Old Trafford. Apalagi juga jadi tempat latihan anak-anak SSB," ungkap Joko Mulyono.

Muryanto mengaku sudah berkirim surat ke Pemdes Tambakan terkait aspirasi dari warga di kebayanan Warga III.

"Permintaan agar lapangan sepak bola dan gedung serba guna tetap di kebayanan III ini merupakan aspirasi warga [di kebayanan III]. Di daerah kami juga sudah ada lokasi penggantinya. Kami berharap pemdes segera menetapkan lokasi pengganti lapangan sepak bola di lahan kas desa di selatan Dukuh Mandungan [di kebayanan III]," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Tambakan, Eko Andriyanto, sudah mendengar aspirasi dari warga di kebayanan III. Ia akan membawa persoalan itu ke musyawarah desa khusus (musdesus).

"Hari ini, kami membahas Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). Terkait aspirasi warga di kebayanan III itu akan kami bahas di Musdesus. Kami sudah menampung aspirasinya. Tapi, kami tak bisa memutuskan sendiri. Hal itu harus diputuskan melalui musyawarah," katanya.

Eko menjelaskan total lahan terdampak tol di desanya luasnya sekitar lima hektare.

"Di antara lima hektare lahan yang terdampak jalan tol Solo-Jogja itu termasuk lahan kas desa," katanya.

Load More