SuaraSurakarta.id - Kebijakan Pemirintah Kota Surakarta atau Solo dinggap membikin bingung pengusaha dan masyarakat. Kebijakan Pemkot Solo yang terus berubah-ubah terkait karantina pemudik jelang libur akhir tahun 2020.
Awalnya Setelah mengumumkan semua pemudik/pendatang akan menjalani karantina ketika masuk ke Solo pada waktu yang ditentukan, Pemkot menganulir dan memberlakukan karantina hanya bagi pemudik.
Pemudik dalam hal ini adalah perantau yang memang sengaja pulang ke Solo untuk merayakan libur Natal dan Tahun Baru. Sedangkan mereka yang datang dari luar kota untuk keperluan pekerjaan, bisnis, atau keperluan sejenis lainnya tak perlu karantina.
Pemkot Solo beralasan kebijakan karantina bagi pemudik atau perantau yang pulang kampung ini perlu karena jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 terus bertambah.
Sayangnya, informasi mengenai warga luar kota yang masuk Solo harus karantina plus hoaks Solo Lockdown beberapa waktu lalu telanjur tersebar luas. Akibatnya, tak sedikit tamu hotel memilih membatalkan pesanan kamar maupun event.
Kalangan perhotelan pun terancam kehilangan peak season yang biasanya terjadi saat momen libur Natal dan Tahun Baru untuk mendulang revenue (pendapatan).
Sebelumnya Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, meminta kalangan pengusaha bersabar terkait kebijakan karantina bagi pemudik momen liburan Natal dan Tahun Baru.
Rudy, sapaan akrabnya, meminta kebijakan itu tak dipermasalahkan mengingat hal itu bertujuan demi menekan persebaran virus SARS CoV-2.
Wali Kota pun meminta pengusaha dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bersabar mengingat kasus Covid-19 yang terus melonjak setiap hari.
Baca Juga: Perolehan Suara Gibran Jauh di Bawah Target
“Pengusaha mungkin sudah menikmati beberapa puluh tahun, sedangkan rakyat kan kalau kena pandemi terus meninggal, bagaimana? Jadi saya jangan dituduh membikin ulah jelang lengser jabatan. Tidak. Jangan begitu, kalau tidak ada karantina lalu melonjak, bagaimana?” kata Rudy dilansir dari Solopos.com media jaringan Suara.com, Jumat (11/12/2020).
Rudy meminta informasi soal karantina pemudik yang masuk Kota Solo tersebut diluruskan mengingat banyak yang salah paham. Masyarakat mengira siapa pun yang datang ke Solo akan dikarantina di Solo Technopark, termasuk pekerja, pelaku bisnis, dan warga yang sekadar melintas atau singgah.
“Mau jagong, nikahan, ya boleh. Asal mereka menjaga protokol kesehatan. Kalau maunya enggak ada aturan karantina itu, apa mereka mau ikut tanggung jawab saat kasus [Covid-19] meledak?,” beber Rudy.
Pendekatan Personal
Public Relations Fave Hotel Solo, Nonik Ratna Dewi, mengatakan sejumlah tamu membatalkan pesanan kamar karena khawatir tidak bisa masuk Solo serta takut dengan kebijakan karantina bagi pemudik.
“Akhirnya yang bisa kami lakukan adalah meyakinkan tamu dengan pendekatan personal. Kami juga menginformasikan bahwa Solo aman dengan membagikan berita-berita akurat dan terkini. Sayang, info ditambah hoaks telanjur menyebar,” Katanya dikutip dari Solopos.com, Minggu (13/12/2020).
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Festival SenengMinton Solo 2025: Tumbuhkan Kecintaan Bulu Tangkis Sejak Dini
-
Dibanggakan Luar Negeri, Kondisi Monumen Gesang Kini Tak Terawat hingga Penuh Semak Belukar
-
MAKI Desak KPK Tetapkan Tersangka Korupsi Haji dan Ancam Gugatan
-
Heboh Grup 'Gay Surakarta dan Sekitarnya', KPA Solo: Rentan Tertular AIDS
-
Viral Grup 'Gay Surakarta dan Sekitarnya', Dewan dan Pemkot: Takedown!