Langkah Terbuka Gusti Bhre: Syawalan Mangkunegaran untuk Pertama Kalinya Libatkan Masyarakat

Pura Mangkunegara menggelar halal bihalal syawalan bersama KGPAA Mangkunegara X, Senin (7/4/2025).

Ronald Seger Prabowo
Senin, 07 April 2025 | 16:54 WIB
Langkah Terbuka Gusti Bhre: Syawalan Mangkunegaran untuk Pertama Kalinya Libatkan Masyarakat
Acara Syawalan di Pura Mangkunegaran, Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, Senin (7/4/2025). [ANTARA/Aris Wasita]

Gusti Sura berharap masyarakat umum bisa dilibatkan dalam pelaksanaan acara Syawalan Pura Mangkunegaran pada tahun-tahun selanjutnya.

"Acara Syawalan ini diinisiasi oleh Mangkunegara pertama dari prinsip Hanebu Sauyun, di mana artinya satu dalam rukun," katanya.

Berada di jantung kota, Pura Mangkunegaran tak hanya menyuguhkan arsitektur megah peninggalan kerajaan, tetapi juga menjadi sentra pelestarian budaya Jawa.

Pemerintah Kota Solo pun terus mendorong kawasan-kawasan bersejarah seperti Pura Mangkunegaran untuk menjadi ruang terbuka budaya yang tidak eksklusif, namun tetap menjaga nilai-nilai luhur yang diwariskan.

Baca Juga:Momen Warga Padati Rumah Jokowi: Antrean Mengular dan Ditemui Langsung Mantan Presiden

KGPAA Mangkunegara X saat menemui dan menerima masyarakat dalam acara syawalan Pura Mangkunegaran. [Suara.com/Ari Welianto]
KGPAA Mangkunegara X saat menemui dan menerima masyarakat dalam acara syawalan Pura Mangkunegaran. [Suara.com/Ari Welianto]

Kanjeng Gusti mengatakan untuk masyarakat umum ini pertama kali diadakan. Karena Mangkunegaran ini adalah budayanya milik semuanya.

"Jadi tentunya ketika kita bisa merayakan sesuatu momen-momen spesial di kehidupan kita bersama-sama. Saya rasa akan lebih menyenangkan kalau semakin ramai," jelasnya.

"Semoga masyarakat bisa terus banyak berkegiatan bersama kami juga. Semoga masyarakat semua yang hadir lebih senang, bisa bertemu dan saya senang sekali bisa bertemu, semoga bisa sering lagi ke Mangkunegaran," lanjut dia.

Pura Mangkunegaran menjadi bukti nyata bahwa wisata budaya bukan hanya pelengkap dalam pariwisata daerah, tetapi bisa menjadi daya tarik utama, terutama jika dikelola dengan pendekatan yang inklusif dan edukatif.

Solo pun kembali menegaskan identitasnya sebagai kota budaya yang tak lekang oleh zaman, bahkan semakin relevan di tengah modernitas.

Baca Juga:Dhawuh Dalem Paku Buwono XIII, Garebeg Pasa Keraton Solo Berlangsung Khidmat

Mangkunegaran telah berdiri sejak tahun 1757, didirikan oleh Raden Mas Said yang setelahnya dikenal sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro I, merupakan atap untuk tinggal, sarana untuk mengabdi, wadah untuk berkembang, serta ruang bersuka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini