Srawung Ben Ra Suwung: Membedah Pengalaman Puitis dalam Tema Terlambat Hujan di Bulan Juni

Berlangsung di Kopi Parang Kampung Sondakan, Kecamatan Laweyan, Selasa (10/7/2024), forum itu menawarkan tajuk 'Terlambat Hujan Di Bulan Juni'.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 15 Juli 2024 | 12:05 WIB
Srawung Ben Ra Suwung: Membedah Pengalaman Puitis dalam Tema Terlambat Hujan di Bulan Juni
Forum Srawung Ben Ra Suwung kembali menggelar diskusi edisi kedua yang berlangsung di Kopi Parang Kampung Sondakan, Kecamatan Laweyan, Selasa (10/7/2024). [Dok Pribadi]

SuaraSurakarta.id - Forum Srawung Ben Ra Suwung kembali menggelar diskusi edisi kedua.

Berlangsung di Kopi Parang Kampung Sondakan, Kecamatan Laweyan, Selasa (10/7/2024), forum itu menawarkan tajuk 'Terlambat Hujan Di Bulan Juni'.

Ketika dilempar ke wa grup mayoritas penghuni yang merupakan peserta Selasa Pahing pertama merespon cepat dengan komentar senada.

Puisi adalah sebentuk ekspresi yang mampu mewakili segenap perasaan secara sepenuh hati.
Sebagaimana penyelenggaraan di edisi perdana, Srawung Ben Ra Suwung memberi keleluasaan dalam memperluas sudut pandang. Apa pengalaman puitis yang pernah terjadi dalam hidup kalian?

Baca Juga:Dinilai Banyak Prestasi, Lintas komunitas se-Banyumas Raya Dukung Gibran Maju Pilgub Jateng 2024

Publik yang terhubung lewat media sosial merespon positif. Terbukti, 33 peserta hadir mengisi ruang depan

Keakraban langsung tercipta di antara mereka. Di waktu yang telah ditentukan satu per dua di antaranya telah mempersiapkan beragam materi untuk ditampilkan.

Kisah-kisah personal yang lekat dengan berbagai perasaan mengenai cinta, kenangan, harapan serta derai tawa menyeruak hadir. Ada yang berbentuk puisi, ada yang berbentuk cerita pendek, ada juga yang membacakan potongan cerita. Kesemuanya di respon dengan penuh kehangatan.

Selalu ada momen saat penggalan kisah yang disampaikan memiliki irisan yang mampu dimaknai oleh masing-masing orang. Bagaimana waktu yang memilik ukuran pasti tak bakal mampu menyembuhkan luka.

Memberi dan menerima dalam takaran yang sesuai. Di sisi lain keberanian menjejakkan langkah kaki untuk menapaki satu fase kehidupan tak lagi klise. Roda kehidupan membuka mata bahwa jalan hidup telah terbentang dengan segala rencana tanpa pernah bisa menduga.

Baca Juga:MA Kabulkan Permohonan Kasasi Pemkot Solo, Foksri Dorong Lanjutan Revitalisasi Kawasan Sriwedari

Harapan Srawung Ben Ra Suwung memberikan ruang bagi segenap kalangan beresonansi secara positif.

Salah satu peserta, Byan Mandala yang secara tidak sengaja hadir berbagi cerita yang mampu menggugah hati.

Diawali dengan memperkenalkan diri dan menceritakan secara singkat kesibukannya di komunitas Myndfulact dimana komunitas tersebut bergerak diarea ruang lingkup hidup berkesadaran.

Byan Mandala kemudian menceritakan pula puisi yang akan dibacanya, puisi tersebut ditulis oleh Thich Nhat Hanh, seorang biksu Buddha Zen Vietnam yang terkenal di dunia, guru, penulis, penyair, dan aktivis perdamaian.

Puisi tersebut menceritakan keadaan pengungsi pasca perang Vietnam yang ditulis dalam sepucuk surat oleh banyak pengungsi yang dikirim ke Plum Village.

"Puisi tersebut berjudul asli "Call Me by My True Names" atau dalam bahasa Indonesia nya berjudul "Tolong panggil aku dengan nama asliku"," ungkap dia.

Perjalanan Srawung Be Ra Suwung tentu tak hanya hadir dalam kegiatan Selasa Pahing yang identik dengan aktivitas literasi. Beberapa agenda acara telah dipersiapkan dalam waktu dekat.

Informasi seputar kegiatan dan beragam aktivitas dapat ditemukan lewat akun ig srawungbenrasuwung. Ke depan ruang kecil di dunia maya ini akan terbuka menampung beragam catatan serta ekspresi berbagai media. Kesemuanya hadir untuk merayakan kehidupan. (***)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini