"Bahan-bahan tentunya sudah disiapkan ya. Kan lama juga acaranya," ucap dia.
Hal senada juga disampaikan pedagang lainnya, Fahmi yang mengatakan tidak tahu kenapa ditutup.
Fahmi mengakui baru pertama kali mengalami kejadian seperti ini. Dari pengalaman ikut festival kuliner seperti ini tidak ada masalah.
"Sering ikut festival kuliner kayak gini terakhir di sini juga dan aman-aman saja. Tapi baru kali ini ada masalah seperti," imbuhnya.
Baca Juga:Opsi Layanan Hemat di Transportasi Online Jadi Pilihan Utama Bagi Pelanggan di Solo
Sementara itu Humas DSKS Endro Sudarsono meminta pemerintah selektif dalam memberikan izin terkait kegiatan-kegiatan yang menyangkut tentang keumatan dalam masalah ini makanan non halal.
"Sudah dipastikan tadi bahwa itu tidak ada izin. Karena itu membuat masyarakat resah," terang dia.
Endro menjelaskan bahwa festival kuliner non halal ini terlalu vulgar di tempat-tempat umum walaupun tetap menghargai makanan non muslim. Harusnya digelar di daerah tertentu seperti di Bali atau NTT dan itu biasa.
"Mestinya itu terbatas dan tidak terlalu vulgar. Baik di media sosial (medsos) maupun baliho-baliho yang terpasang," jelasnya.
Endro menambahkan itu bisa digelar ditempat tersendiri bukan di tempat-tempat umum. Karena merasa khawatir khususnya milenial resah dan ikut merasakan," tandas dia.
Baca Juga:Pilkada Solo 2024: KGPAA Mangkunegara X Dapat Serangan Spanduk Provokatif?
Dia juga mengimbau kepada masyarakat muslim khususnya untuk tidak ikut-ikutan dalam festival kuliner non halal.