Jamaah Haji Punya Riwayat Penyakit Hipertensi Diminta Banyak Konsumsi Air Minum Saat di Tanah Suci

jamaah haji asal Indonesia pun diminta selalu menjaga kesehatan selama di tanah suci. Apalagi jika memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi atau darah tinggi.

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 18 Mei 2024 | 07:11 WIB
Jamaah Haji Punya Riwayat Penyakit Hipertensi Diminta Banyak Konsumsi Air Minum Saat di Tanah Suci
Arsip foto - Jamaah calon haji Indonesia bisa mengisi botol air minum yang banyak berada di Masjid Nabawi saat di Madinah atau di Masjidil Haram saat di Mekkah. (ANTARA/Nur Istibsaroh)

SuaraSurakarta.id - Calon haji dari Indonesia sudah mulai berada di Arab Saudi. Mereka pun bakal melakukan rangkaian Ibadah di Madinah maupun Mekkah. 

Namun demikian, jamaah asal Indonesia pun diminta selalu menjaga kesehatan selama di tanah suci. Apalagi jika memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi atau darah tinggi

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension/INASH) mengimbau kepada jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit hipertensi untuk rajin mengonsumsi air dan meminum obat saat beribadah di tanah suci.

"Jangan hanya minum kalau haus saja, pokoknya secara regular minum sedikit-sedikit. Kalau minum seperti itu tidak akan sering kencing, tapi, kalau langsung dihantam banyak air tubuh akan cepat buang air," kata Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S dikutip dari ANTARA pada Sabtu (18/5/2024).

Baca Juga:Calon Haji Temanggung Diingatkan Jaga Kesehatan di Tanah Suci, Cuaca Panas Bisa Capai 50 Derajat

Menanggapi kegiatan ibadah haji tahun ini yang rentan dengan cuaca panas, Eka menuturkan rajin meminum air putih dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi dari cuaca panas di tanah suci.

Para jamaah dianjurkan untuk tetap membawa cadangan air minum, meski mudah mendapatkan akses air. Air cadangan tersebut dapat dikonsumsi ketika sedang menunggu antrean di kamar kecil maupun mengurangi rasa dahaga disela kegiatan ibadah.

“Penyebab kemarin banyak yang meninggal itu karena dehidrasi. Saya selalu bilang, pokoknya siapkan cadangan air minum karena saat antre toilet, dia haus, dia harus segera minum,” ujar Eka.

Selain mengalami dehidrasi, rajin meminum air putih juga menghindarkan jamaah dari risiko terserang heat stroke atau serangan panas, kepikunan hingga hilang kesadaran.

Terkait dengan kerutinan mengonsumsi obat, Eka menekankan pengobatan hipertensi harus dijalankan seumur hidup dan tidak boleh diabaikan meski pasien merasa kondisinya semakin membaik. Menurut dia, obat yang diminum bakal menghindarkan organ-organ dalam tubuh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh hipertensi seperti terjadinya kerusakan fungsi ginjal.

Baca Juga:Wamenag Lepas Ratusan Calhaj Asal Temanggung Kloter Pertama dari Embarkasi Solo

Hal lain yang Eka sarankan agar jamaah tidak mengalami kumat yakni menghindari makanan yang asin. Kalaupun jamaah ingin menyantap hidangan dengan cita rasa asin, dia mengingatkan untuk konsumsi garam tidak boleh lebih dari lima gram per hari atau setara satu sendok teh per orang per hari.

Dalam kesempatan itu Eka turut menjelaskan bahwa cuaca panas memang tidak terbukti dapat membuat seseorang terkena hipertensi. Sebab, otak sebagai kontrol tubuh, memiliki suatu pengaturan yang dapat bereaksi terhadap suhu di luar tubuh.

Eka turut mengatakan bahwa dampak dari cuaca panas juga hanya bersifat sementara sehingga begitu tubuh terkena suhu yang lebih dingin, gejala akan berkurang secara perlahan.

“Tekanan darah kita itu dipengaruhi neurohormonal, jadi, ada panas simpatis, kalau ada suhu panas itu akan naik. Jadi, pengaturan tekanan darah itu sebenarnya ada di otak, neurohormonal mempengaruhi volume darah dan jantung. Jadi di otak itu ada reseptor panas dan dingin yang bisa mempengaruhi simpatis,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak