Pegiat Media Sosial Gus Raharjo Ungkap Kisah Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi yang Tak Diketahui Publik, Apa Itu?

Gus Raharjo menyebut keberhasilan utama Jokowi di periode keduanya adalah karena tidak menerapkan lockdown saat pandemi Covid 19.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 18 Desember 2023 | 23:25 WIB
Pegiat Media Sosial Gus Raharjo Ungkap Kisah Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi yang Tak Diketahui Publik, Apa Itu?
Tiga bakal capres yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menyantap makan siang bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10/2023). (Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden)

SuaraSurakarta.id - Pegiat media sosial (pegiat medsos), Septian Raharjo alias Gus Raharjo mengungkap kisah yang tidak banyak diketahui oleh publik.

Kisah seseorang yang sangat berjasa karena telah memberi masukan yang amat penting kepada Presiden Jokowi, agar tidak salah mengambil keputusan ketika terjadi puncak Pandemi Covid-19 pada 2021 di Indonesia.

Septian Raharjo atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Raharjo menyebut keberhasilan utama Jokowi di periode keduanya adalah karena tidak menerapkan lockdown saat pandemi Covid 19.

Keberhasilan tersebut tak lepas dari peran seseorang yang kala itu memberi masukan kepada Jokowi agar tidak menerapkan lockdown.

Baca Juga:Respon Kocak Suporter Bola Soal Debat Capres-Cawapres: Anies Baswedan Real Madrid, Prabowo Mirip Arsenal

"Padahal orang-orang di sekeliling Jokowi, orang-orang yang sekarang asyik berjoged gemoy, orang-orang yang menyeruakkan wacana 3 periode, saat itu banyak yang mendesak Jokowi untuk menerapkan sistem lockdown,” ungkap Gus Raharjo, dalam tulisannya berjudul Sebuah Kisah yang Tak Muncul di Publik, yang diunggah di akun Instagramnya, @gus_raharjo dilansir, Senin (18/12/2023).

Ia menceritakan, pada saat banyak desakan supaya Jokowi memberlakukan lockdown di seluruh daerah di Indonesia, ada satu orang dekat yang berani menelepon Jokowi dan meminta agar tidak menerapkan lockdown.

"Di saat desakan lockdown sangat kuat menerpa Jokowi, ada seorang yang menelpon Jokowi. Orang itu berkata, 'Mohon izin Pak Presiden, kalau bisa kita cari cara selain lockdown, dan kalaupun pemerintah pusat menerapkan lockdown, kami minta ijin untuk tidak mengikuti'," ungkap Gus Rahajo.

Diceritakan Gus Raharjo, saat itu Jokowi bertanya, apa alasan dia harus menolak lockdown. Si penelpon tersebut kemudian menjelaskan bahwa penerapan lockdown akan mengakibatkan kepanikan masyarakt yang dapat berujung chaos.

Kepada Jokowi, penelpon tersebut menjelaskan, ketika lockdown diumumkan, warga akan panik dan bergegas memburu, beras, sembako, dan uang tunai. Dari hasil pengecekannya di pasar dan Gudang Bulog, stok persediaan beras pada saat itu tidak cukup apabila ada masyarkaat berbondong-bondong membeli dalam jumlah besar sekaligus.

Baca Juga:Momen Ganjar Pranowo Disoraki 'Huuuu' Saat Bahas Undang-undang Perampasan Aset: Harun Masiku Mana?

Demikian juga dengan sembako, antara lain minyak, mie instan, gula, telur, juga akan kurang. Sebab, produsen tidak akan punya cukup bahan baku dan waktu untuk mengisi kembali stok gudang yang kosong.

"Sehingga ketika lockdown diberlakukan ketika masyarakat rusk memborong beras dan sembako, persediaan langsung menipis, sehingga otomatis harga-harga akan melambung naik. Masyarakat akan semakin panik. Dan akhirnya chaos, pak," tulis Gus Raharjo menirukan ucapan orang tersebut kepada Jokowi saat itu.

Orang tersebut, juga sudah mendata jumlah uang di ATM dan seberapa cepat kemampuan pihak bank untuk kembali mengisi ATM ketika kosong. Tidak adanya stok uang tuna di ATM dapat menimbulkan kepanikan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.

"Untuk itulah pak, kami mohon agar pak presiden tidak menggubris maraknya usulan untuk menerapkan lockdown," kata orang tersebut kepada Jokowi melalui sambungan telepon seperti dituliskan oleh Gus Raharjo.

Setelah mendengar masukan berdasarkan data detail hasil survei di lapangan, Jokowi pada saat itu akhirnya tidak jadi menerapkan lockdown dan memilih sistem pembatalan sosial. Gus Raharjo mengatakan, secara langsung, si penelpon itu telah membimbing Jokowi agar mengambil keputusan terbaik bagi bangsa dan negara ini.

"Penelpon tersebut adalah GANJAR PRANOWO, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Ganjar, sang pejuang nasib rakyat," tutup Gus Raharjo dalam tulisannya.

Kisah yang diungkap oleh Gus Raharjo tersebut viral di media sosial. Dalam waktu kurang dari 24 jam, unggahan Gus Raharjo tersebut telah disukai lebih dari 18.600 kali dan dikomentari lebih dari 3000 komentar. Warganet merasa semakin percaya, hanya Ganjar yang layak menjadi penerus Presiden Jokowi setelah membaca kisah yang dibagikan Gus Rahajo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini