Dibangun dengan Arsitektur Keren, Ini 5 Wisata Religi di Kota Solo

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkot Kota Bengawan telah menambah banyak destinasi wisata baru yang menarik yang wajib kalian kunjungi.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 22 Agustus 2023 | 06:00 WIB
Dibangun dengan Arsitektur Keren, Ini 5 Wisata Religi di Kota Solo
Ppotret Masjid Raya Sheikh Zayed Solo (Instagram/masjidsheikhzayedsolo)

Masjid yang memiliki arsitektur Jawa kuno ini merupakan salah satu masjid kuno di Indonesia. Merupakan bagian dari Keraton Kasunanan Surakarta, Masjid Agung menempati lahan seluas 19.180 meter persegi.

Masjid ini dipisahkan dari lingkungan sekitar dengan tembok pagar keliling setinggi 3,25 meter. Bangunan Masjid Agung Surakarta merupakan bangunan bergaya tajug yang beratap tumpang tiga dan berpuncak mustaka (mahkota).

4. Astana Oetara

Astana Oetara adalah sebuah kompleks pemakaman Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VI beserta keluarga, kerabat dan para abdi dalemnya. [Surakarta.go.id]
Astana Oetara adalah sebuah kompleks pemakaman Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VI beserta keluarga, kerabat dan para abdi dalemnya. [Surakarta.go.id]

Astana Oetara adalah sebuah kompleks pemakaman Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VI beserta keluarga, kerabat dan para abdi dalemnya yagn berada di Kampung Nayu, Banjarsari, Kota Solo.

Baca Juga:3 Rekomendasi Masjid Megah Milik Tokoh Terkenal, Cocok untuk Wisata Rohani

Makam ini sudah ada sejak tahun 1928 ketika jenazah Mangkunegara VI dibaringkan di pemakaman ini. Ir. Soekarno yang kelak merupakan Presiden Pertama Republik Indonesia disebut-sebut sebagai arsitek Astana Oetara.

KGPAA Mangkunegara VI adalah putra keempat Mangkunegara IV. Gelar Kanjeng Pangeran Arya (KPA) Dhayaningrat disandangnya saat berusia 17 tahun.

Setelah dikukuhkan sebagai punguasa Mangkunegaran untuk menggantikan kakaknya Mangkunegara V, KPA Dhayaningrat menyandang gelar KGPAA Mangkunegara VI, yang menurut tradisi keraton seharusnya jatuh kepada putra Mangkunegara V.

5. Langgar Merdeka

Langgar Merdeka merupakan salah satu ikon penanda menuju Kampung Batik Laweyan. [Surakarta.go.id]
Langgar Merdeka merupakan salah satu ikon penanda menuju Kampung Batik Laweyan. [Surakarta.go.id]

Berlokasi di Jl. Dr. Radjiman No. 565 Laweyan, Solo, Langgar Merdeka merupakan salah satu ikon penanda menuju Kampung Batik Laweyan. Langgar yang berarti mushala kecil ini berdiri di tanah wakaf seluas 179 meter persegi.

Baca Juga:Takjub! Megahnya Masjid Agung Al-Falah Jambi, Dijuluki Masjid 1000 Tiang

Pembangunan Langgar Merdeka dimulai pada tahun 1942 dan selesai pada tanggal 26 Februari 1946 yang kemudian diresmikan oleh Menteri Sosial pertama Indonesia, Mulyadi Joyo Martono.

Bangunan Langgar Merdeka sebelumnya adalah bangunan rumah toko milik warga keturunan Tiongkok yang dipakai untuk berjualan candu (ganja).

Kemudian bangunan ini dibeli oleh H. Imam Mashadi yang lantas beralih fungsi. Terlihat pada dinding luar atas tulisan tanggal pendirian bangunan aslinya, yaitu pada 7 Juli 1877.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini