Cerita Kesaksian Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta yang Sempat Mengisi Link Pinjol

Seperti diketahui, mahasiswa baru diminta diminta untuk daftar pinjol oleh panitia.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 14 Agustus 2023 | 15:56 WIB
Cerita Kesaksian Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta yang Sempat Mengisi Link Pinjol
Kegiatan Pengenalan budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta hari pertama, Senin (14/8/2023). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Kegiatan Pengenalan budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) mahasiswa baru UIN Raden Mas Said Surakarta tetap berlangsung di tengah polemik pinjaman online (pinjol).

Seperti diketahui, mahasiswa baru diminta diminta untuk daftar pinjol oleh panitia. Kasus tersebut menjadi viral nasional.

Namun dari ribuan mahasiswa baru, tidak semuanya itu mendaftar dengan tidak mengisi link untuk registrasi aplikasi pinjol yang digandeng Dema UIN Raden Mas Said Surakarta sebagai sponsorship pelaksanaan PBAK.

Ada juga yang sudah mengisi dan registrasi data diri tapi akhirnya gagal.

Baca Juga:Makanan Gampang dan Ekonomis: 5 Resep Wajib Mahasiswa dan Anak Kos

"Itu dari grup dan disuruh download terus sampai di pembekalan disuruh mendaftar. Beruntungnya pas daftar dan sempat registrasi tapi gagal," ujar salah satu mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, Farhan, Senin (14/8/2023).

Saat gagal registrasi masuk itu sempat tanya dan dikasih tahu dicoba terus. Tapi gagal tidak bisa masuk

"Ya, tanya-tanya katanya diulang-ulang terus tapi tetap tidak bisa. Teman banyak yang bisa, saat registrasi masuk itu disuruh transfer nanti di transfer balik, nominalnya Rp 50.000," ungkap dia.

"Saat registrasi itu memasuk KTP dan NIK," lanjutnya.

Dirinya sempat bertanya buat apa mengisi link untuk registrasi ini. Tapi tidak ada jawaban pasti cuma disuruh ikut saja oleh kakak tingkat. 

Baca Juga:Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Tempat Kuliah dengan Fasilitas Canggih dan Peluang Beasiswa Menjanjikan

"Saya sempat tanya buat apa. Cuma dijawab kakak tingkat ikut saja," katanya. 

Dia pun merasa beruntung gagal tidak bisa registrasi. Karena kasus ini menjadi viral di medsos. 

"Beruntung tidak jadi registrasi. Malah jadi viral ini," sambung dia.

Mahasiswa lain, Raka Saputra mengaku tidak mengisi link untuk registrasi. Karena waktu itu sinyalnya memang jelek.

"Waktu itu sinyalnya pas jelas, jadi tidak mengisi. Sempat ditanya sudah mengisi, tak jawab sudah," ucapnya.

Dari awal sudah tahu kalau aplikasinya buat pinjol. Pas ada demo-demo soal itu tahu tapi tidak mengikuti.

"Memang sudah tahu aplikasinya buat itu. Ya, sangat disayangkan sekali," imbuh dia.

Sementara itu Fitria Nuraini mengatakan sejak awal memang tidak mengisi link yang ada di grup fakultas.

"Disuruh ngisi link sama kakak tingkat, tapi kebetulan saya kemarin tidak ngisi link. Disuruh ngisi link itu ada keterangannya tapi saya tidak nyimak," paparnya. 

Menurutnya linknya itu ada di grup fakultas yang dishare oleh kakak tingkat. Dari awal memang tidak mengisi link, karena memang tidak menyimak yang ada di grup.

"Memang saya tidak ngisi link. Kalau teman-teman itu ada yang ngisi, ada juga yang tidak," katanya.

Dia merasa kaget saat tahu kalau link itu untuk pinjol dan viral di media sosial. Tahu itu buat pinjol waktu pembekalan kemarin.

"Waktu pembekalan baru tahu kalau itu buat pinjol. Saya pastinya bersyukur tidak ikut-ikutan," terang dia.

Dia pun berharap bisa lebih bijak lagi mencari sponsor untuk kegiatan mahasiswa. 

"Sangat disayangkan, apalagi ini acaranya banyak yang batal. Harusnya kegiatannya itu lima hari tapi ini hanya tiga hari saja," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak