Terapkan Sistem Digital, Hasil Panen Raya Petani Padi di Selogiri Wonogiri Naik 50 Persen

Memaksimalkan teknologi Digital Food Ecosystem (DFE), hasil produksi padi mereka meningkat hingga lebih dari 50 persen.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 26 Juni 2023 | 20:04 WIB
Terapkan Sistem Digital, Hasil Panen Raya Petani Padi di Selogiri Wonogiri Naik 50 Persen
Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno (dua dari kanan) dalam panen raya di Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Senin (26/6/2023). [dok]

SuaraSurakarta.id - Penerapan pola pertanian berbasis teknologi berdampak signifikan dengan hasil panen petani padi yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur Desa Pule, Selogiri, Wonogiri.

Memaksimalkan teknologi Digital Food Ecosystem (DFE) melalui anak perushaan Telkomsel, Indico, hasil produksi padi mereka meningkat hingga lebih dari 50 persen.

Pendampingan Indico menggunakan teknologi DFE dengan mengecek kesuburan tanah, penyediaan pupuk organik, pemilihan bibit, penyemprotan hama menggunakan drone hingga pemasaran produksi padi ini, rupanya dapat dinikmati hasilnya oleh para petani.

"Jika panen sebelumnya dengan luas area lahan sawah satu hektar menghasilkan gabah kering giling 8 ton, kini dengan teknologi digital dari kerjasama ini dapat menghasilkan panen gabah kering giling sebanyak 9 ton dengan luas area yang sama," kata Latif selaku Bendahara Gapoktan atau Ketua Kelompok Tani Desa Margoutomo, Selogiri dalam panen raya, Senin (26/6/2023).

Baca Juga:Mengenal QMCC, Sistem Pemantauan Industri Tambang Berbasis Digital

Selain itu, hasil panen padi petani pun diserap atau dibeli Indico dengan harga yang sudah disepakati sejak awal masa tanam. Pembayaran sarana produksi langsung dipotong dari hasil penjualan hasil panen.

Kerja sama antara Indico dengan Gapoktan Tani Makmur baru berlangsung selama satu masa tanam, yaitu masa tanam kedua. Dalam masa tanam kedua itu, harga jual gabah basah yang diserap Indico senilai Rp5.400/kg.

Harga itu dinilai lebih tinggi dari harga di pasaran saat musim panen. Harga gabah basah saat musim panen berkisar Rp5.000/kg. Dengan pola pertanian berbasis digital itu, hasil produksi cukup meningkat signifikan.

"Dari proses sebelum penanaman benih hingga proses pengairan di analisis akurat dengan penerapan pertanian modern. Hasil panen bisa meningkat seperti ini," jelas dia.

Dalam panen raya tersebut, CEO Indico, Andi Kristianto memaparkan bahwa penggunaan teknologi digital dalam kerjasama dengan Gapoktan di Kecamatan Selogiri mampu mengolah sawah seluas 40 hektar dengan hasil produksi padi sebanyak 200 ton.

Baca Juga:Antam Bersinergi dengan Petani di Maluku Utara dan Melalukan Panen Jagung Perdana

"Hal ini merupakan pilot project yang akan terus dikembangkan di daerah lain," jelas Andi.

Memanfaatkan teknologi digital ini, lanjut Andi, dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya.

"Bahkan harganya lebih tinggi sekitar 20 persen dari harga pasar," tambahnya.

Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno mengemukakan, hasil padi di Wonogiri dapat menopang kebutuhan bahan pokok karena mayoritas warga Wonogiri bekerja sebagai petani.

"Dengan menggunakan teknologi digital ini diharapkan dapat meningkatkan surplus beras di Wonogiri dan hasilnya dapat dinikmati para petani, sehingga kerjasama ini dapat dilakukan secara berkelanjutan dan makin diperluas lahan pertaniannya," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini