SuaraSurakarta.id - Para karyawan baik yang bekerja di perusahaan swasta maupun negeri kembali menjalani aktivitas pekerjaan usai menikmati libur panjang.
Namun, tak sedikit yang terjadi ketika kembali masuk kerja setelah liburan terasa belum bisa move on yang berdampak pada produktivitas kerja.
Dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto, mengatakan perubahan pola kebiasaan seiring berkurangnya aktivitas fisik selama liburan dapat mempengaruhi efisiensi bekerja bahkan menurunkan performa.
"Nah, ini yang tidak boleh. Bagaimana pun juga, mau ada lebaran atau mau ada tahun baru Natal dan sebagainya, performa kerja kita harus tetap baik bahkan bertambah baik di tahun 2023 ini," kata Michael dilansir dari ANTARA, Rabu (4/1/2023).
Baca Juga:Ariel Tatum dan Nicholas Saputra Liburan Bareng? Netizen Spill Buktinya
Michael menyoroti terjadinya perubahan kebiasaan yang kerap terjadi di masyarakat saat menjalani masa liburan dengan mengurangi atau bahkan tidak melakukan aktivitas fisik.
Walaupun durasi serta beban liburan Natal dan Tahun Baru tidak sebesar seperti masa libur Idul Fitri, Michael mengatakan tetap saja akan ada perubahan kebiasaan yang membuat masyarakat, terutama di perkotaan, tanpa sadar mengurangi jumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas fisik.
"Hanya orang-orang tertentu saja yang selama liburan mau berolahraga. Hanya orang-orang tertentu, kelompok kecil tertentu," tutur dia.
Potensi masalah kenaikan berat badan juga harus menjadi perhatian masyarakat usai menikmati berbagai jenis makanan selama liburan berlangsung.
Michael menekankan bahwa permasalahan kenaikan berat badan sebaiknya jangan dianggap sepele sebab jika dibiarkan akan berdampak negatif di kemudian hari.
Baca Juga:6 Hal yang Bisa Membuat Kamu Lebih Produktif Setiap Hari, Pernah Mencobanya?
"'Tahun kemarin saya sudah naik 2 kilogram, eh, nggak berhasil balik ke berat badan semula. Tahun ini saya naik lagi 1 kilogram'. Sepertinya remeh, cuma 2 kilogram, cuma 1 kilogram. Dia baru sadar kalau celana jeans yang biasa dipakai itu tidak dapat dipergunakan lagi. Di situlah dia baru melihat sisi dalam tanda kutip mahalnya kesehatan," kata Michael.
Selama liburan, menikmati makan makanan, apalagi jenis yang baru, sebetulnya boleh-boleh saja asalkan mengetahui cara mengembalikan berat badan ideal dengan mengatur input dan output pada tubuh.
Dalam konteks input, Michael menganjurkan untuk diet sehat dengan memperhatikan kalori yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu. Dalam konteks output, lakukanlah aktivitas fisik atau olahraga untuk membakar kalori yang telah masuk.
"Di situlah sedikit demi sedikit terjadi defisit sehingga berat badan tadi itu dapat kita kembalikan lagi ke berat badan semula sebelum kenaikan, bahkan bilamana sebelumnya sudah ada kelebihan, itu dapat kita capai berat badan ideal yang lebih baik," kata dia.
Karena aktivitas fisik berkurang selama liburan, Michael mengatakan aktivitas fisik itu dapat dimulai kembali dengan cara yang ringan terlebih dahulu seperti berjalan kaki guna mengembalikan pola kebiasaan.
"Misalnya, biasanya kita berjalan ke halte Transjakarta. Jangan nanti malah menggunakan ojek misalnya sampai di halte, ini akan mengubah tingkat metabolisme tubuh yang nantinya juga akan memperlambat metabolisme tubuh kita dalam bekerja sehingga akan menimbulkan banyak penyakit karena in-aktivitas tadi," kata dia.
Michael menekankan bahwa aktivitas fisik itu harus dilakukan secara terprogram, terukur, teratur, dan berkesinambungan. Bangunlah kebiasaan itu secara bertahap tapi pasti.
Jika pola kebiasaan ringan hingga sedang telah terbangun kembali, maka program dapat ditingkatkan menjadi jenis aktivitas fisik atau olahraga dengan intensitas yang berat.
Yang tidak kalah penting, imbuh dia, salah satu keberhasilan program menurunkan berat badan yaitu melakukan diet dan olahraga dengan bahagia dan tanpa beban.
"Dengan demikian, kita dapat mengembalikan kondisi tubuh yang sebelumnya sudah bagus, menurun pada saat Natal dan Tahun Baru, kemudian kita kembalikan lagi seperti semula. Dan kita harapkan dapat meningkat lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Michael.