SuaraSurakarta.id - Ada sejumlah kuliner yang menjadi khas Pura Mangkunegaran Surakarta yang bisa dinikmati masyarakat setiap waktu.
Kuliner tersebut antara lain, apem, kolak, dan ketan. Biasanya kuliner tersebut disajikan atau dibuat saat acara-acara adat khusus di Pura Mangkunegaran, seperti wilujengan atau selamatan/syukuran kerajaan.
Tapi saat liburan Natal dan Tahun Baru bersama Pura Mangkunegaran, masyarakat bisa menikmati atau mencicipi kuliner tersebut. Bahkan masyarakat bisa melihat proses pembuatan makanan khas Pura Mangkunegaran ini.
Kuliner-kuliner khas tersebut di masak oleh para juru masak Pura Mangkunegaran yang handal.
Baca Juga:Sejarah Colomadu, Daerah Lokasi Bakal Rumah dari Negara untuk Jokowi
"Ini semua kuliner khas Mangkunegaran. Biasanya disajikan saat acara wilujengan atau selamatan," ujar abdi dalem Mangkunegaran, Inung saat ditemui, Jumat (30/12/2022).
Apem, kolak, dan ketan biasanya disajikan bersama-sama dalam satu wadah di setiap acara-acara adat.
Bahan-bahan untuk membuat apem tidak jauh berbeda dengan apem pada umumnya.
Bahannya memakai tepung beras yang dicampur dengan beberapa bahan lainnya seperti telur, tape singkong, santan, gula dan sedikit garam. Kemudian adonan tersebut dibakar dengan menggunakan tungku.
Meski bahannya hampir dengan apem pada umumnya, tapi ada perbedaan dalam proses pembuatannya. Kalau apem Mangkunegaran itu dalam pembuatan salah satu bahan memakai tape singkong.
Ada perbedaan dalam proses pembuatan apem Mangkunegaran jika dibandingkan apem yang lain dalam pembuatan salah satu bahannya tape singkong. Pembuatannya itu tidak menggunakan alat tapi manual dengan tangan.
"Proses pembuatannya juga tidak memakai alat tapi manual dengan tangan, termasuk nguleni atau membuat adonan. Prosesnya kita buat semalaman," ungkap dia.
Untuk rasa apem Mangkunegaran, lanjut dia, punya ciri khas tersendiri jika dibandingkan yang lain. Karena punya cara khusus dalam meracik bumbu saat membuat apem.
Saat memasak juga tidak sembarangan dan membutuhkan kesabaran. Karena harus menggunakan bara api kecil untuk menghasilkan apem yang matang sempurna sampai dalam.
"Ada bumbu khusus yang dibuat juru masak Pura Mangkunegaran," sambungnya.
Makna dan Filosofinya
Ada makna dan filosofi dari kuliner-kuliner khas Pura Mangkunegaran ini.
Nama kue apem dipercaya berasal dari bahasa Arab yaitu kata afwan, yang artinya memohon ampunan atau dari kata afuan, yang artinya meminta maaf.
Maka apem dimaknai, harapan agar kita selalu bisa memberi maaf atau memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain. Bisa juga dimaknai sebagai pertobatan manusia yang memohon ampun.
Untuk kolak, dari kata khalik yaitu Sang Pencipta. Kolak itu isinya pisang kepok dan labu atau waloh. Orang Jawa sering mengatakan ben kapok biar agar seseorang bertobat.
Selanjutnya ketan, yang diharapkan bisa mempererat hubungan sesama manusia. Hal ini terlihat dari ketan yang lengket, itu menyimbolkan hubungan yang erat antar sesama.
Sekarang kuliner khas tersebut bisa disajikan atau dinikmati dalam acara apapun dan kapanpun. Tidak harus saat acara-acara adat Pura Mangkunegaran wilujengan atau selamatan.
"Sekarang mau kapan dan acara apa boleh pakai ini," tandas dia.
Kontributor : Ari Welianto