"Kita berkaca ajuannya tetap tradisi, cuma kata-kata atau syair yang diganti jadi tidak menghilangkan tradisinya. Itu memang permintaan dari keluarga," katanya.
Tadi juga latihan tembang untuk Mas Kaesang yang merupakan pemilik tim Persis Solo. Nanti akan ada syair tertentu yang menyebutkan di situ Mas Kaesang bos Persis Solo.
"Saya cari kata-kata yang mudah biar tidak repot. Itu gagasan sendiri saja," tandas dia.
Ada sekitar 44 personil yang tampil karawitan, 24 orang di Pura Mangkunegaran dan 20 orang di Loji Gandrung. Mereka itu terdiri dari dosen, mahasiswa, dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP).
Baca Juga:6 Fakta Persiapan Pernikahan Kaesang dan Erina Gudono, Prewedding hingga Prosesi Akad
Guntur mengatakan, tembang di Loji Gandrung dan Pura Mangkunegaran itu berbeda. Kalau yang di Mangkunegaran memang khusus untuk senang-senang atau santai bukan acara ini.
"Gendingnya lain saat di Loji Gandrung dan Pura Mangkunegaran. Karena di Loji Gandrung itu acara adatnya," sambung dia.
Kalau acara inti itu di Loji Gandrung, karena itu acara adat. Nanti gendingnya sesuai tradisi, seperti boyong basuki, karena Pak Jokowi kan boyong manten.
"Ada lagi mungkin gending panembromo, itu yang pasrah dan panampi. Itu yang biasa pidato kita ganti dengan tembang dan palaran," jelasnya.
"Ini prosesinya dibuat singkat dan kita harus menyesuaikan. Itu sudah kita persiapkan," ucap dia.
Guntur mengakui, mendapat tawaran untuk main di acara ngunduh mantu dari Ibu Iriana. Saat pernikahan Kahiyang Ayu juga tampil, lalu ini Kaesang Pangarep.