SuaraSurakarta.id - Didiagnosis menderita penyakit tertentu pastinya membuat mental seseorang akan terganggu, salah satunya diabetes. Namun, hal itu harus dihadapi, kesembuhan menjadi motivasi utama.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes dari Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp. PD-KEMD memberikan kiat intervensi awal pada mereka yang terdiagnonis prediabetes risiko ringan yaitu dengan mengubah gaya hidup.
"Seperti rutin berolahraga setidaknya 150 menit seminggu atau 30 menit setiap hari selama lima hari dalam seminggu, misalnya berjalan kaki, naik sepeda, atau berenang," ujar dokter Pradana dikutip dari ANTARA pada Rabu (16/11/2022).
Usaha lainnya dalam mengobati prediabetes yakni berusaha mengubah pola makan dengan diet yang bergizi seimbang dan mengelola stres.
Baca Juga:Makan Beras Mentah, Kebiasaan Aneh Pinkan Mambo di Masa Lalu Bikin Publik Prihatin
Namun pada orang dengan prediabetes dan risiko tinggi, jika setelah tiga hingga enam bulan melakukan intervensi gaya hidup belum berhasil untuk mencapai penurunan berat badan yang diinginkan, maka bisa dikombinasikan dengan intervensi farmakoterapi, sambung Pradana.
Intervensi farmakoterapi ini pemberian obat seperti dengan kandungan zat aktif metformin sebagai terapi obat lini pertama dalam strategi pencegahan prediabetes dan diabetes.
Studi yang dilakukan Kelompok Penelitian Program Pencegahan Diabetes (DPP) menunjukkan, perubahan gaya hidup dan intervensi medis dapat mengurangi kejadian diabetes pada orang yang berisiko tinggi penyakit ini dan manfaatnya telah dikonfirmasi dalam studi jangka panjang selama 10 tahun dan 15 tahun.
Prediabetes merupakan kondisi kadar gula darah yang lebih tinggi dari nilai normal, tetapi belum menyentuh kriteria untuk didiagnosis sebagai diabetes. Pasien prediabetes memiliki risiko lebih besar menjadi diabetes dibandingkan dengan orang tanpa prediabetes.
"Namun, tidak banyak orang yang menyadari kondisi prediabetes karena memang gejalanya yang minim sampai kemudian berkembang menjadi diabetes dan menimbulkan komplikasi," tutur Pradana.
Baca Juga:Cegah Diabetes dengan Pola Makan Ala Jepang, Benarkah Rendah Gula dan Kalori?
Menurut dia, tanpa upaya pencegahan yang tepat, perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe-2 bisa terjadi lebih cepat. Sebab data menunjukkan tujuh dari sepuluh pasien prediabetes yang tidak diberikan intervensi akan progres ke diabetes.
- 1
- 2