Berisiko Ikut Terpapar, Keturunan Diabetes Perlu Jaga Gaya Hidup Sehat

Orang dari keturunan diabetes berisiko bisa terpapar penyakit gula. Hal itu perlu diwaspadai masyarakat dengan menerapkan pola hidup sehat

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 10 November 2022 | 18:30 WIB
Berisiko Ikut Terpapar, Keturunan Diabetes Perlu Jaga Gaya Hidup Sehat
Ilustrasi penderita diabetes memeriksa gula darah. (Foto oleh PhotoMIX Company dari Pexels)

SuaraSurakarta.id - Orang dari keturunan diabetes berisiko bisa terpapar penyakit gula. Hal itu perlu diwaspadai masyarakat dengan menerapkan pola hidup sehat. 

Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI dari Divisi Endokrin, Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD, perlu menjaga gaya hidup sehat sehingga kesehatan tubuhnya bisa tetap optimal.

Bagi orang-orang yang memiliki faktor risiko, misalnya keturunan diabetes dalam keluarga, Em Yunir, menegaskan pentingnya mengatur faktor risiko yang bisa dimodifikasi seperti gaya hidup sehat, pola makan terjaga dan aktivitas fisik.

Dengan gaya hidup sehat dan olahraga teratur diharapkan kesehatan bisa tetap optimal.

Baca Juga:6 Tanda Diabetes yang Muncul pada Kulit, Yuk Waspadai!

Dengan demikian, meski kelak seorang individu yang punya banyak faktor risiko akan menyandang diabetes, penyakit itu baru muncul setelah melewati usia produktif atau ketika sudah lanjut usia.

Ia mengemukakan tren penderita diabetes semakin lama semakin muda.

"30 tahun lalu di poliklinik yang datang kebanyakan kakek dan nenek, sekarang yang datang usia 20-an dan 30-an, di bawah 40 tahun sudah sering dijumpai," ujar Yunir dikutip dari ANTARA pada Kamis (10/11/2022). 

Menyadari faktor-faktor risiko sejak awal bisa membantu seseorang mencegah munculnya diabetes karena secara sadar akan menerapkan gaya hidup sehat, menghindari rokok dan alkohol, rajin beraktivitas fisik, dan membatasi asupan gula.

Ia berharap masyarakat bisa mengenyahkan rasa takut untuk memeriksakan kesehatan secara rutin demi mencegah diabetes.

Baca Juga:Sambut Hari Diabetes Sedunia, Sun Life Indonesia Turut Edukasi Pentingnya Mengadaptasikan Pola Hidup Sehat

"Semakin baik mengendalikan gula darah, makin baik kualitas hidup dan makin rendah risiko komplikasi," katanya.

Menyeimbangkan asupan kalori dan pembakaran kalori penting bagi setiap orang, termasuk orang yang berisiko diabetes.

"Kalau suka kuliner, hitung lah sehari masuk berapa kalori," katanya.

Bila asupan kalori yang masuk banyak, imbangi dengan berolahraga seperti naik sepeda, jogging, dan lari untuk membakar kalori yang masuk.

Pada orang sehat, konsumsi makanan yang meningkatkan gula darah akan dibarengi dengan produksi insulin dalam tubuh yang sesuai dengan kebutuhan.

Jika gula terlalu tinggi, pankreas yang memproduksi insulin akan bekerja terlalu keras. Ketika jumlah insulin tidak bisa mengimbangi makanan yang masuk, diabetes pun terjadi.

Gula dan lemak erat kaitannya dengan kalori yang masuk melalui pola makan. Lemak tergolong memiliki kalori yang tinggi, terhitung dua kali lebih banyak dibandingkan protein dan karbohidrat sehingga konsumsi lemak yang tidak dibatasi dengan baik sangat rentan menyebabkan asupan kalori berlebih dan penambahan berat badan.

Harvard Medical School juga menyebutkan bahwa penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh dapat berefek negatif terhadap kesehatan, salah satunya terkait dengan penurunan sensitivitas hormon insulin yang menyebabkan terganggunya pengaturan kadar gula darah.

Salah satu yang dapat dilakukan adalah membatasi asupan gula dan lemak harian sebagai bagian dari pola makan sehat.

"Selain dibatasi jumlahnya, memilih sumber makanan dengan kandungan lemak baik juga penting dilakukan misalnya buah alpukat, kacang-kacangan, ikan salmon atau tuna, dan gunakan minyak kanola atau minyak zaitun sebagai pilihan untuk menumis," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini