Perlu Strategi Intervensi Guna Turunkan Pravalensi Perokok, Ini Penjelasan Pakar

Indonesia memerlukan strategi intervensi yang didorong dengan kebijakan pemerintah guna menekan angka prevalensi perokok

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 04 September 2022 | 06:00 WIB
Perlu Strategi Intervensi Guna Turunkan Pravalensi Perokok, Ini Penjelasan Pakar
Dampak merokok pada keluarga. Indonesia memerlukan strategi intervensi yang didorong dengan kebijakan pemerintah guna menekan angka prevalensi perokok. (Shutterstock)

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUPP), Tribowo Tuahta Ginting, meneruskan ada dua cara untuk membantu perokok dewasa, yaitu farmakologi dan non-farmakologi.

Farmakologi adalah metode berhenti merokok dengan menggunakan obat-obatan seperti nicotine replacement therapy, sedangkan non-farmakologi lebih mengedepankan psikoterapi.

"Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok dan bahaya merokok melalui pelatihan konseling. Namun pelatihan-pelatihan itu masih belum berjalan dengan baik sehingga banyak sekali masyarakat yang memerlukan obat untuk membantu mereka berhenti merokok," tuturnya.

Masyarakat Indonesia, Tribowo menambahkan, membutuhkan adanya kombinasi antara farmakologi dan non-farmakologi. Hanya saja, nicotine replacement therapy belum tersedia di Indonesia sehingga upaya yang bisa dilakukan saat ini melalui psikoterapi.

Baca Juga:Senangnya jadi Warga Inggris, Berhenti Merokok Dapat Komisi

"Maka produk tembakau alternatif menjadi pilihan untuk beralih dari rokok dan mengurangi dampaknya," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini