Ini Rumah Bersejarah Masa Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi, Dibangun tahun 1848

Slamet Riyadi merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Kota Solo

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 10 Agustus 2022 | 12:07 WIB
Ini Rumah Bersejarah Masa Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi, Dibangun tahun 1848
Rumah masa kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Slamet Riyadi merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Kota Solo. Ia adalah salah satu tokoh utama dalam peristiwa serangan umum empat hari di Kota Solo yang berlangsung pada 7-10 Agustus 1949.

Dalam serangan umum empat hari empat malam itu, Slamet Riyadi memimpin langsung pasukan melawan Belanda. Slamet Riyadi memerintahkan pasukannya untuk mengepung Kota Solo dari empat penjuru. 

Slamet Riyadi, lahir di daerah Tipes, Serengan, Solo pada 26 Juli 1927. Ia merupakan putra kedua dari pasangan Prawiropralebdo dan Soetati.

Ayahnya merupakan prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sedangkan ibunya pedagang buah di Pasar Gede Solo.

Baca Juga:Sambut Kemerdekaan RI, Lawang Salapan Bogor Dibalut Bendera Merah Putih

Meski lahir di Tipes, tapi masa kecil hingga dewasa ada di daerah Jogosuran RT 01 RW 05 Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan.

Rumah kecil itu ditempati Slamet Riyadi saat usia 10 tahun atau tahun 1937.

"Rumah ini adalah tinggalan dari simbah (ayah Slamet Riyadi), yang ditempati Pak Slamet Riyadi sejak umur 10 tahun. Lahirnya itu daerah Tipes lalu pindah sini," terang Keponakan Slamet Riyadi, Siti Sumarti (78) saat ditemui, Rabu (10/8/2022).

Rumah kecil di daeran, Jogosuran, Kelurahan Danukusuman ini dibel ayah Slamet Riyadi. Dulu rumah ini ditempati, orang tua, kakak (Soekati), dan keponakan Slamet Riyadi.

"Rumah ini dibeli simbah saya sejak Pak Slamet Riyadi usia 10 tahun. Pindah ke rumah ini, Pak Slamet langsung tetakan (sunat)," katanya.

Baca Juga:Covid-19 di Jepang Melonjak, KJRI Osaka Batalkan Acara Pesta Rakyat Merdeka

Rumah ini masih bertahan hingga saat ini masih bertahan, bentuk dan bangunan masih asli seperti dulu baik tembok atau atap. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini