Firza mengatakan, jika bapak bekerja sebagai operator kapal, sedangkan bekerja sebagai sales. Tapi selama ini tinggalnya masih mengontrak dan berpindah-pindah, jadi orang tuanya bekerja itu selain untuk kehidupan sehari-hari juga untuk membayar kontrak.
"Ini yang jadi motivasi saya bisa berprestasi di berbagai event. Jadi biar orang tua tidak ada beban lagi," imbuhnya.
Firza mengaku jika atlet-atlet negara lain cukup bagus. Hanya saja yang membedakan itu latihan saja, hasilnya medali yang diperoleh.
"Terima kasih, kalian juga bagus. Intinya kita sama-sama bagus, cuma beda latihannya saja," terang dia menanggapi pujian atlet negara lain.
Baca Juga:PAN Daftar Peserta Pemilu Bersama Partai Golkar Dan PPP: Kami Solid Untuk Pemilu Presiden 2024
Di multievent ini, ia turun di tiga nomor, yakni 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Dari ketiga nomor tersebut, nomor 100 meter yang menjadi andalan dan melebihi target.
Diakuinya jika lawan-lawannya tidak mudah dan bagus-bagus. Salah satunya itu atlet dari Vietnam yang tahun 2017 lalu juara di Malaysia.
"Saya turun di tiga nomor dan 100 meter ini yang jadi andalan, target itu perak ternyata malah dapat emas. Kalau di nomor lain akan diusahakan, kalau bisa perak. Target lain adalah lolos ke Asian Para Games di China," ungkapnya.
Setelah ASEAN Para Games ini, ia akan terus mengikuti kejuaraan-kejuaraan atletik lain. Selain untuk persiapan Asian Para Games atau Paralimpiade, juga untuk memperbarui catatan waktu rekornya.
"Sekarang catatan waktu 11,5 detik, kalau bisa nanti dibawah itu. Kejuaraan-kejuaraan akan terus diikuti, jadi harus banyak-banyak latihan," tegas dia.
Baca Juga:NPC: Perlakuan Pemerintah Indonesia pada Atlet Difabel Dilirik Negara Lain
Kontributor : Ari Welianto