SuaraSurakarta.id - Sebanyak 15 organisasi gabungan relawan Jokowi akan menggelar musyawarah rakyat (Musra) Indonesia di 34 provinsi.
Belasan organ relawan Jokowi, yakni, Projo, Seknas Jokowi, Bara JP, Relawan Buruh Sahabat Jokowi, RKIH, Duta Jokowi, Indeks, Jaman, Gapura, KIB, Almisbat, RPJB, Kornas Jokowi, GK, Duta Jokowi, Kornas Jokowi.
Musra Indonesia relawan Jokowi ini digelar untuk mencari calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada 2024 mendatang.
"Musra ini untuk mencari duet kepemimpinan nasional melalui Pilpres 2024 dengan melibatkan aspirasi rakyat," terang Ketua Nasional Musra Indonesia, Panel Barus saat jumpa pers, Sabtu (16/7/2022) siang.
Baca Juga:Elektabilitas Anies Baswedan Geser Ganjar Pranowo, Pengamat: Prabowo Masih Teratas
Musra Indonesia akan mulai digelar pada 27 Agustus 2022 sampai Maret 2023. Musra pertama akan digelar di Bandung, Jawa Barat dan berakhir atau sebagai puncaknya di DKI Jakarta.
"Musra pertama kali akan digelar di Bandung pada, 27 Agustus 2022, sedangkan puncak Musra akan digelar pada Maret 2023 di DKI Jakarta. Jadi selama 27 Agustus 2022 hingga Maret 2023 akan digelar Musra di 34 Provinsi," katanya.
"Setelah Maret atau Musra terakhir di Jakarta kita baru akan tentukan arah dukungannya kemana," tandas Panel.
Untuk Musra Indonesia di Jawa Tengah akan dipusatkan di Kota Solo sekitar awal Desember 2022 atau setelah penyelenggaraan event G20. Lokasinya rencana akan digelar di Stadion Manahan Solo dengan jumlah masa sekitar 30-40 ribu orang.
Untuk musra di tiap provinsi mentargetkan minimal 3.000 orang. Kalau pun jumlahnya bisa lebih dari itu, tidak dipermasalahkan.
Baca Juga:CEK FAKTA: Benarkah Kabar Ketua Adat Papua Pastikan Anies Baswedan Menang pada Pilpres 2024?
"Untuk Jateng kita pusatkan di Kota Solo, rencana di Stadion Manahan. Kenapa di Solo, karena Presiden Jokowi itu berasal dari Solo," ungkap relawan Projo ini.
Panel menjelaskan, jika Musra ini merupakan suatu wadah, di mana rakyat bisa ikut terlibat dan lebih aktif dalam menentukan kepemimpinan nasional kedepan.
Selain itu ikut menentukan program-program harapan rakyat kedepan.
"Jadi Musra ini diadakan untuk mencari pemimpin nasional dengan melibatkan rakyat seluas-luasnya. Ini akan menjadi alat rekam paling jujur dari rakyat, rakyat dibebaskan untuk menyampaikan pilihan baik secara langsung maupun e-voting bagi yang tidak hadir," paparnya.
Menurutnya, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 itu bukan hanya urusan segelintir elite politik. Tapi juga menjadi urusan seluruh rakyat Indonesia.
Panel mengatakan, secara historis jika Musra ini adalah rekomendasi politik hasil rakernas Projo di Borobudur, Magelang belum lama ini.
Musra ini muncul setelah adanya arahan saat pidato Dewan Pembina Projo, Presiden Jokowi. Dalam pidato arahannya, beliau menyampaikan banyak hal tentang politik.
"Tapi ada beberapa hal menjadi dasar muncul Musra, seperti ojo kesusu, gali lagi kehendak rakyat apa. Setelah itu kita rumuskan mekanismenya Musra ini," ujar dia.
Musra ini memiliki nilai lebih dengan memberikan ruang bagi rakyat tanpa tersekat-sekat oleh pagar partai politik, kepentingan kelompok politik dan yang lainnya.
Bukan berati survei menjadi tidak berguna sama sekali. Survei itu dapat diperlukan sebagai salah satu barometer bagaimana kepemimpinan nasional di percakapan oleh publik.
Barometer lainnya bisa dijalankan dengan metode mendulang langsung suara warga secara terbuka. Terkungkung oleh pertanyaan-pertanyaan tertutup yang disajikan survei.
"Barometer lain salah satunya itu musyawarah rakyat yang digelar oleh organisasi relawan Jokowi," tandasnya.
Kontributor : Ari Welianto