Panel menjelaskan, jika Musra ini merupakan suatu wadah, di mana rakyat bisa ikut terlibat dan lebih aktif dalam menentukan kepemimpinan nasional kedepan.
Selain itu ikut menentukan program-program harapan rakyat kedepan.
"Jadi Musra ini diadakan untuk mencari pemimpin nasional dengan melibatkan rakyat seluas-luasnya. Ini akan menjadi alat rekam paling jujur dari rakyat, rakyat dibebaskan untuk menyampaikan pilihan baik secara langsung maupun e-voting bagi yang tidak hadir," paparnya.
Menurutnya, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024 itu bukan hanya urusan segelintir elite politik. Tapi juga menjadi urusan seluruh rakyat Indonesia.
Baca Juga:Elektabilitas Anies Baswedan Geser Ganjar Pranowo, Pengamat: Prabowo Masih Teratas
Panel mengatakan, secara historis jika Musra ini adalah rekomendasi politik hasil rakernas Projo di Borobudur, Magelang belum lama ini.
Musra ini muncul setelah adanya arahan saat pidato Dewan Pembina Projo, Presiden Jokowi. Dalam pidato arahannya, beliau menyampaikan banyak hal tentang politik.
"Tapi ada beberapa hal menjadi dasar muncul Musra, seperti ojo kesusu, gali lagi kehendak rakyat apa. Setelah itu kita rumuskan mekanismenya Musra ini," ujar dia.
Musra ini memiliki nilai lebih dengan memberikan ruang bagi rakyat tanpa tersekat-sekat oleh pagar partai politik, kepentingan kelompok politik dan yang lainnya.
Bukan berati survei menjadi tidak berguna sama sekali. Survei itu dapat diperlukan sebagai salah satu barometer bagaimana kepemimpinan nasional di percakapan oleh publik.
Baca Juga:CEK FAKTA: Benarkah Kabar Ketua Adat Papua Pastikan Anies Baswedan Menang pada Pilpres 2024?
Barometer lainnya bisa dijalankan dengan metode mendulang langsung suara warga secara terbuka. Terkungkung oleh pertanyaan-pertanyaan tertutup yang disajikan survei.