Kalau dari pengalaman yang sudah-sudah membangun sekolah yang ukurannya menengah hanya enam bulan selesai. Kalau yang besar satu tahun selesai.
"Cepet kok nek bangun sekolah. Enam bulan selesai," ucap dia.
Sementara itu Anggota Komisi IV DPRD Solo, Ekya Sih Hananto mengatakan jika setiap tahun warga Kecamatan Pasar Kliwon tidak pernah mendapatkan sekolahan negeri.
"Dengan adanya zonasi banyak warga kita yang di swasta padahal warga Pasar Kliwon, warga strata menengah kebawah atau kurang ekonominya. Kalau tidak bisa sekolah negeri kasihan," paparnya.
Baca Juga:Wow! Plt Dubes Malaysia Temui Ganjar Pranowo, Bicara Potensi Kerjasama Energi Hijau dan Pangan
"Maka kita tokoh tokoh di Pasar Kliwon memohon melalui dinas bakorwil 7 untuk membuat pernyataan bahwa kita membutuhkan dan segera dibangun SMA 2 dipindahkan disini," tegasnya.
Ekya menambahkan, sebenarnya Pemkot sudah memberikan sebagian lahan di HP 0001 untuk diberikan kepada SMA 2 seluas 3.000 meter persegi.
Tetapi sampai sekarang belum ada proses pembangunannya. Setelah dicek alasannya dari provinsi karena standar SMA itu minimal 4.000 meter persegi.
"Jadi kalau 3.000 meter persegi tidak layak untuk dibangun sekolahan. Ini akhirnya jadi tolak ulur lagi, sempat muncul wacana akan dibuat SMA 2 atau sekolah dua, jadi sekolah satunya tetap di sana tapi sampai sekarang belum ada jawaban," kata Ekya.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:Ingin Sekolah Tatap Muka, 2 Siswa di Pasar Kliwon Solo Mengundurkan Diri dari Kelas Virtual