SuaraSurakarta.id - Invasi militer Rusia ke Ukraina berdampak ke sektor ekonomi negara tersebut. Sejumlah usaha dan aset milik pengusaha-pengusaha dari negara beruang putih disita.
Informasi terbaru, sebanyak 78 pesawat Rusia disita di luar negeri. Hal itu menurut kantor berita Interfax yang mengutip Menteri Transportasi Vitaly Savelyev pada Selasa (22/3/2022), saat Moskow bergelut dengan sanksi internasional atas aksinya di Ukraina.
Sanksi internasional telah memangkas pasokan sebagian besar pesawat, suku cadang dan servis ke Rusia, selagi maskapai Rusia memiliki 515 pesawat sewaan dari luar negeri.
"(Kami sudah) kehilangan 78 pesawat," kata Savelyev, menambahkan bahwa puluhan pesawat ini disita di luar negeri dan tidak akan kembali ke Rusia.
Baca Juga:Disebut Gunakan Rudal Hipersonik Serang Ukraina, Rusia Mengaku Itu Perdana
Rusia mengesahkan undang-undang yang mengizinkan maskapai di negara itu menggunakan pesawat sewaan dari perusahaan asing yang masuk dalam daftar pemerintah Rusia. Namun demikian, pihak maskapai was-was untuk menggunakannya, karena khawatir dapat mengancam hubungan dengan mitra asing.
Rusia memiliki 1.367 pesawat ketika sanksi diberlakukan dan hampir 800 di antaranya kini tercatat dalam daftar pesawat negara tersebut, kata Savelyev, tanpa menyebutkan jumlah pesawat yang dipinjam dari pihak asing.
Hampir seluruh pesawat Boeing dan Airbus yang digunakan maskapai Rusia terdaftar di Bermuda dan Irlandia. Namun, otoritas penerbangan keduanya pekan lalu menangguhkan sertifikasi seluruh pesawat yang dioperasikan Rusia.
Savelyev menuturkan bahwa kini Rusia sedang mempelajari pengalaman Iran tentang bagaimana menservis pesawat dalam situasi serupa.
[ANTARA]
Baca Juga:Perang Rusia Ukraina Dibandingkan dengan Kisah Daud dan Goliat