"Di Indonesia ada duta Mangkunegaran di Jakarta, karena banyak kerabat di sana. Misalnya ada pejabat dari Afrika berkunjunbg ke Indonesia dan diberikan penghargaan gelar dan sebagainya. Dengan catatan memabwa visi Mangkunegaran yang merupakan satu komponen dari entitas budaya yang bersama-sama memberi kontribusi bangsa," paparnya.
Aktivitas Kebudayaan
Tunjung menegaskan jika peluang untuk mengembangkan Mangkunegaran hingga ke dunia luar memiliki peluang besar.
Dalam aktivitas kebudayaan, Tunjung menilai jika aktivitas dalam hal budaya tidak memperhitungkan mengenai keuntungan finansial, namun suasana kebatinan, membangun empati perilaku yang beradab.
"Peluangnya luas karena banyak juga orang-orang yang begerak di bidang kebudayaan seperi UNESCO. Bisa saja (terlaksana), tergantung nanti Mangkunegara X," jelas dia.
Meski demikian, Tunjung W Sutirta menegaskan jika kata kunci terpenting adalah Mangkunegara X tidak membangun eksklusivisme. Namun membawa Mangkunegara semakin terbuka.
Selain itu, bukan lagi Mangkunegaran itu memangku negara, namun pinangku negara atau dipangku negara suai UU Nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya dalam pengembangan harus mengacu undang-undang tersebut.
Kemudian UU Nomor 5 tahun 2017 yakni kemajuan kebudayaan dalam kontesk bernegara dam mengartikan Mangkunegara adalah dipangku negara.
"Kalau nanti eksklusif atau hanya sebatas kerabat itu hanya seperti tembok saja dan orang-orang tertentu yang paham. Padahal tujuannya Mangkunegaran yang dilestarikan itu konteksnya luas," tegasnya.
Baca Juga:Hadir Dalam Jumenengan KGPAA Mangkunegara X, Ini Harapan dari Trah Kerajaan Mataram Islam