Adanya ponten membuat perubahan kebiasaan dan pola hidup warga pada masa itu. Pola hidup jadi lebih bersih dan sehat, banyak warga yang MCK beralih ke ponten tidak ke sungai lagi.
Menurutnya, bangunan ponten tersebut merupakan yang megah dan modern pada waktu itu. Di mana telah mengenal sanitasi modern dan menjadi percontohan.
Bangunan ponten tersebut terdiri tiga ruang, disebelah timur dipakai buat laki-laki. Sebelah barat buat wanita dan di tengah-tengahnya terdapat pancuran buat mandi.
Sedangkan di sebelah depan terdapat taman sebagai tempat bermain atau sekedar duduk-duduk santai.
Baca Juga:Luhut Binsar Pandjaitan Jelaskan Sejarah Direct Call dari Makassar ke Negara Tujuan Ekspor
Pada bagian kanan kiri terdapat bilik mandi, untuk mencapai kesana harus lewat semacam labirin. Untuk setiap bilik dilengkapi dengan tujuh pancuran dan satu shower besar di bagian tengah.
Khusus bilik kanan ada dua toilet yang dipisahkan oleh dinding. Pada setiap bilik itu mempunyai penghubung dengan sumur di bagian luar.
Bangunan ponten tidak memiliki pintu penutup dan atap. Lama ke lamaan banyak warga yang punya MCK sendiri.
Ponten ini merupakan bentuk cinta dan perhatian pemimpin Pura Mangkunegaran kepada rakyatnya.
"Waktu itu ponten jadi bangunan modern sekali dan iconing di Solo. Jadi percontohan pada waktu itu," sambungnya.
Baca Juga:Kisah Bunker Balai Kota Solo, Dibangun Sebagai Tempat Penyimpanan dan Pertahanan Belanda
Bangunan Ponten Mangkunegaran sempat tidak terawat cukup lama dan kawasan di sekitarnya kumuh.