SuaraSurakarta.id - Masa terus melakukan penelitian untuk mengetahui alam semesta. Tak hanya di luar bumi, namun pelanet yang dihuni manusia ribuan tahun ini pun juga tak luput dari penelitian.
Terbaru, lembaga antariksa Amerika Serikat NASA meluncurkan teleskop James Webb ke luar angkasa untuk meneliti pembentukan bumi di galaksi.
James Webb Space Telescope diluncurkan dengan roket dari lepas pantai di Amerika Latin, Sabtu (25/12/2021) bertepatan dengan hari Natal.
Teleskop James Webb akan berada di luar angkasa selama dua minggu, ia akan mencapai titiknya di orbit matahari berjarak 1 juta mil dari bumi, sekitar empat kali lebih jauh dari bulan.
Baca Juga:China Bangun Reaktor Nuklir Luar Angkasa, 100 Kali Lebih Kuat dari NASA
Jalur orbit teleskop Webb akan sejalan dengan bumi sehingga teleskop dan bumi akan berbarengan mengitari matahari.
Teleskop pendahulunya, Hubble, mengorbit bumi dari jarak 340 mil, melewati bayangan bumi setiap 90 menit. Teleskop Webb sekitar 100 kali lebih sensitif dibandingkan Hubble.
Teleskop ini dinamai James Webb, diambil dari salah seorang yang pernah mengawasi NASA pada tahun 1960an.
Teleskop James Webb bisa menampilkan sekilas bagian bumi yang sebelumnya belum bisa terlihat, berusia sekitar 100 juta tahun setelah peristiwa ledakan Big Bang. Ledakan itu diperkirakan terjadi 13,8 miliar tahun yang lalu.
Penglihatan teleskop Hubble bisa mencapai 400 juta tahun setelah Big Bang, periode pertama tidak lama setelah galaksi terbentuk, ketika gugusan bintang dan gas baru terbentuk.
Baca Juga:NASA Temukan 300 Exoplanet Asing Lewat AI
Teleskop Webb bisa melihat objek tersebut secara lebih terperinci, termasuk juga tanda-tanda samar galaksi pada periode awal.
Perangkat ini juga dilengkapi instrument untuk meneliti potensi atmosfer yang bisa mendukung kehidupan di sekitar planet ekstrasurya (exoplanet) yang baru didokumentasikan.