Sudah Empat Kali Gibran Parkirkan Mobil Dinas ke Tempat Bermasalah, Ini Daftarnya

Gibran kembali memarkirkan mobil dinasnya di tempat bermasalah, kali ini giliran SDN Nusukan Barat 113 Kota Solo

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 09 November 2021 | 14:25 WIB
Sudah Empat Kali Gibran Parkirkan Mobil Dinas ke Tempat Bermasalah, Ini Daftarnya
Kendaraan dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka warna putih Innova AD 1 A yang diparkir di halaman SDN 113 Nusukan Barat, Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Semenjak resmi menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mempunyai gaya unik.

Gibran selalu meninggalkan mobil dinasnya di tempat-tempat yang dianggap bermasalah atau sedang menjaadi sorotan publik. 

Terbaru ia mengetahui terdapat Sekolah Dasar (SD) Negeri Nusukan Barat 113 Solo. Mobil dinas yang setiap hari mengatarkan Gibran pun diparkir di Sekolah tersebut. 

Hal itu karena banyak guru dan siswa yang tidak memakai masker saat kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Baca Juga:Berdiri di Samping Gibran, Ini Detik-detik Wamenparekraf Pingsan Saat di Keraton Solo

Mobil dinas tersebut kemungkinan diparkir, Selasa (9/11/2021) pagi sebelum Gibran menuju Balai Kota Solo.

"Do ora nganggo masker gurunya, siswanya juga," terang Gibran, Selasa (9/11/2021).

Gibran menemukan guru dan siswa saat melintas di sekolah tersebut saat mau menuju Balai Kota Solo.

Ada dua SD yang ditemukan guru dan siswa yang tidak memakai masker salah satunya di SDN 113 Nusukan Barat yang buat parkir mobil dinas.

"Kebetulan saya lewat sana sebelum ke balai kota. Ada dua sekolah yang ketahuan," ungkap dia.

Baca Juga:Ganjar Deg-Degan, Gibran Berhenti di Tengah Jalan Saat Ikut Tour de Borobudur

 Ada apa dengan Gibran?

Menyadur dari Solopos.com, Setidaknya sudah tiga kali dia meninggalkan mobil dinas Toyota Innova putih berpelat nomor AD 1 A di tempat yang sedang terjadi masalah.

Gibran kali pertama meninggalkan mobil dinasnya di depan Kantor Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, pada Mei lalu. Saat itu, terjadi dugaan pelanggaran pungutan liar yang menyeret nama Lurah Gajahan.

Mobil dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, tampak diparkir di Kantor Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Jumat (7/5/2021). [Solopos/Kurniawan]
Mobil dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, tampak diparkir di Kantor Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Jumat (7/5/2021). [Solopos/Kurniawan]

Kali kedua, Gibran menaruh mobil dinas di dekat tempat pemakaman umum (TPU) Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, pada Juni 2021. Kala itu, ada kasus dugaan perusakan makam oleh anak-anak siswa rumah belajar di Mojo, Pasar Kliwon, Solo. 

Mobil dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka terpakir dan ditinggal di kompleks permakaman umum Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon, Solo. [Suara.com/Budi Kusumo]
Mobil dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka terpakir dan ditinggal di kompleks permakaman umum Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon, Solo. [Suara.com/Budi Kusumo]

Ketiga, mobil dinas Gibran ditinggalkan di depan SMK Batik 2 Solo Kelurahan Pajang, Laweyan, Solo, pada Sabtu (21/8/2021) petang. Gibran mengetahui rencana SMK Batik 2 Solo untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) padahal Solo masih menjalankan PPKM Level 4.

Mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka terparkir di depan SMK Batik 2 Solo. [Suara.com/Ari Welianto]
Mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka terparkir di depan SMK Batik 2 Solo. [Suara.com/Ari Welianto]

Keempat atau terbaru terdapat Sekolah Dasar (SD) Negeri Nusukan Barat 113 Solo. Mobil dinas yang setiap hari mengatarkan Gibran pun diparkir di Sekolah tersebut. 

Jadi Kebiasaan Gibran

Saat ditanya wartawan ihwal kebiasaannya memarkir mobil dinas di lokasi yang tengah bermasalah itu, Gibran tidak menjawab secara gamblang. Dia hanya menyebut tindakannya adalah kode khusus.

“Orang Solo kok ndadak takon [pakai tanya]. Wong Solo penuh kode dan filosofi. Artekno dewe, artekno dewe [Kamu artikan sendiri],” ujar dia tersenyum saat dimintai tanggapan wartawan, Kamis (24/6/2021) lalu.

Gibran tidak mau menjelaskan lebih lanjut ihwal kebiasaannya itu sembari masuk ke mobil dinas lainnya. Wali Kota Solo memang memiliki dua mobil dinas yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan sehari-harinya.

Terpisah, Pemerhati Budaya Kota Solo, Tundjung W. Sutirto, mengatakan gaya yang dilakukan Gibran belum pernah ada dalam sejarah. Di satu sisi aksi Gibran bisa dinilai sebagai ide orisinil. Tapi di sisi yang lain bisa dibilang aneh.

“Sepanjang yang saya ketahui belum pernah ada [pimpinan meninggalkan mobil dinas di tempat konflik]. Dulu kalau ada daerah sengketa ditinggali bendera kerajaan, misalnya zaman Majapahit,” ujar dia, Senin (23/8/2021). 

Lebih jauh Tundjung menilai apa yang dilakukan Gibran merupakan cara mengekspresikan manajemen ewuh pakewuh atau bentuk samudanaseperti ketika banyak bertebaran patung polisi di persimpangan ruas jalan.

Namun sebagai pemimpin Tundjung menyarankan Gibran berhati-hati dengan bahasa simbol yang sedang dibangun sebagai media berkomunikasi. Sebab diyakini dia lama kelamaan metode yang sama tidak akan efektif.

“Lantas ukuran masalah itu seperti apa sehingga mobdin disimbolkan ditinggal di tempat itu? Bukankah ketika ada jalan rusak itu juga masalah? Kemudian apakah mobdin juga akan ditinggal di situ [jalan rusak]?” kata dia.

Pada praktiknya mobil dinas Wali Kota akan ditinggal atau tidak di suatu tempat menurut Tundjung tergantung dari nilai kepentingannya. Sebab ukuran masalah itu sangat subjektif. Dan masalah yang ada dinilai relatif banyak.

“Apakah dengan menempatkan mobdin di tempat yang sedang bermasalah efektif menyelesaikan masalah? Jawabannya bisa iya, bisa tidak, tergantung dari nilai kepentingannya pemimpin terhadap masalah,” terang Tundjung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak