Pandemi Covid-19 yang Berangsur Membaik Berdampak Positif ke Pasar Kayu Ringan

Pandemi tak hanya berdampak pada sektor kesehatan, namun juga perekonomian dunia yang terkena hantaman.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 02 November 2021 | 20:13 WIB
Pandemi Covid-19 yang Berangsur Membaik Berdampak Positif ke Pasar Kayu Ringan
Ketua Umum Indonesian Light Wood Association (ILWA), Setyo Wisnu Broto. [dok]

SuaraSurakarta.id - Kondisi pasar kayu ringan atau lightwood semakin membaik hantaman Covid-19 yang berangsur membaik belakangan ini.

Seperti diketahui, pandemi tak hanya berdampak pada sektor kesehatan, namun juga perekonomian dunia yang terkena hantaman.

Ketua Umum Indonesian Light Wood Association (ILWA), Setyo Wisnu Broto menjelaskan, membaiknya kondisi lightwood terlihat dari meningkatnta permintaan terhadap produk itu dari Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, permnintaan datang dari sejumlah negara, seperti Amerika dan Eropa.

Baca Juga:Produksi Rotan untuk Hilirisasi Industri

"Kita melihat pasar mulai grow up (tumbuh). Jadi ada sebuah demand yang cukup besar, yang mana disini perlu disikapi karena bersamaan dengan kondisi pasar yang naik itu, kontainer mengalami kesulitan atau kelangkaan," kata Setyo Wisnu usai acara The 6th Indonesian Lightwood Coorperation Forum (ILCF) di Hotel Novotel Solo, Senin (1/10/2021) dalam rilis yang diterima.

Setyo memaparkan, tidak seimbangnya perkembangan kondisi di tiap-tiap negara dalam hal penanganan Covid-19 membuat penggunaan kontainer tidak bisa berjalan seimbang.

"Jadi misalnya kita mengirim kontainer ke Eropa, karena di sana belum pulih benar kegiatan ekonominya hingga membuat kontainer kita nggak balik-balik, karena tertahan di sana. Sehingga tidak bisa pulang pergi dalam kondisi isi semua," imbuhnya.

Ia mengatakan di awal pandemi Covid-19 permintaan kayu dari pasar ekspor mengalami penurunan hampir 70 persen jika dibandingkan dengan awal sebelum pandemi.

"Kalau dulu ekspor dari anggota ILWA bisa sampai 540 juta dolar AS per tahun, kemudian saat pandemi turun menjadi 150-200 juta dolar AS per tahun. Saat ini kami menuju 250-300 juta dolar AS," paparnya.

Baca Juga:Komisi VI Dorong Pemerintah Berikan Bantuan Kepada Sektor Usaha

Meski demikian, lanjutnya, para anggota ILWA tetap berupaya melakukan ekspor produk-produk lightwood, salah satunya dengan melakukan pengiriman tanpa menggunakan kontainer.

"Jadi kita pakai packacing sedemikian rupa dan langsung dimasukkan ke dalam kapal kemudian diangkut ke negara pemesan. Sebenarnya cara ini jatuhnya lebih murah dari sisi biaya, tetapi sayangnya belum semua negara menerima cara seperti ini," ujar dia.

Karena itu, ia berharap agar ada bantuan untuk menembus negara-negara tujuan ekspor produk lightwood dari Indonesia yang belum menerima pengiriman barang tanpa kontainer. Sehingga pengusaha bisa memenuhi permintaan yang mulai banyak masuk.

"Yang sudah menerima pengiriman tanpa kontainer di Amerika, karena memang mereka sendiri saat ini sangat membutuhkan barang dan tidak bisa menunggu sampai kontainer tercukupi baru bisa kirim barang. Untuk negara-negara lain baru kita coba," ucap Wisnu.

Selama ini selain Amerika Serikat, negara utama tujuan ekspor produk lightwood diantaranya adalah negara-negara di Eropa. Sedangkan untuk negara-negara di Asia seperti Jepang dan Taiwan mulai tumbuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini