SuaraSurakarta.id - Mitigasi bencana alam perlu dilakukan setiap saat. Apalagi musim hujan mulai tiba, ancaman bencana dari longsor, banjir hingga gempa bumi perlu diwaspadai.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mulai mewaspadai sejumlah potensi bencana alam khususnya banjir di beberapa wilayah rawan saat memasuki musim penghujan.
Menyadur dari Solopos.com, tercatat ada tujuh kecamatan rawan banjir dan tiga kecamatan rawan longsor di Kabupaten Sukoharjo. Maka ancaman bencana alam tersebut perlu diwaspadai.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, mengatakan memasuki musim penghujan timnya mulai memperhatikan wilayah-wilayah dengan riwayat bencana hidrometeorologi (bencana air).
Baca Juga:Viral Youtuber Sumbang 6 Kapal untuk Korban Bencana di NTT, Reaksi Netizen Tak Terduga
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan BPBD, tujuh kecamatan berpotensi tinggi terjadi bencana banjir. Masing-masing yakni Weru, Nguter, Sukoharjo, Baki, Polokarto, Mojolaban, dan Grogol.
“Kami sudah memetakan beberapa wilayah yang harus diwaspadai. Lokasi-lokasi yang berpotensi banjir ada langkah yang akan kami lakukan untuk antisipasi bencana banjir karena sebentar lagi memasuki musim penghujan,” terangnya kepada Solopos.com Rabu (29/9/2021).
Langkah dimaksud yakni dengan memantau early warning system (EWS) yang sudah dipasang di lima titik di Sungai Bengawan Solo dan Sungai Samin. BPBD Sukoharjo juga berkoordinasi dengan instansi terkait dan pemerintah kecamatan yang rawan bencana banjir tersebut.
Prakiraan Cuaca BMKG
“Kami juga menyiapkan sarpras untuk penanggulangan bencana. Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG, awal musim hujan akan terjadi pada dasarian tiga Oktober 2021. Puncak musim penghujan diperkirakan Januari 2022. Karena itu kami mulai bersiap dari sekarang,” imbuhnya.
Baca Juga:Minahasa Utara Diterjang Banjir Bandang Satu Warga Hilang, Puluhan Rumah Rusak
Selain risiko bencana banjir, BPBD Sukoharjo juga memetakan terdapat tiga kecamatan di Sukoharjo yang rawan bencana tanah longsor. Tiga kecamatan itu yakni Bulu, Weru, dan Tawangsari. Sementara itu, terkait bencana angin kencang atau puting beliung risiko bencana berpotensi terjadi di seluruh wilayah Sukoharjo.
Oleh karena itu, BPBD Sukoharjo mengimbau masyarakat untuk bersiap membantu antisipasi bencana. Imbauan yang diberikan antara lain memangkas cabang dan ranting pohon yang berdekatan dengan rumah dan jalan. Kemudia mengecek rangka rumah, menutup rekahan tanah di sekitar rumah agar tidak terjadi tanah longsor dan meningkatkan kewaspadaan.
“Kalau rangka rumah terlihat rapuh harus segera diganti. Intinya saat pancaroba saat Oktober hingga November ini masyarakat harus waspada dengan potensi bencana yang ada,” ungkapnya.