SuaraSurakarta.id - Selama menjabat sebagai Presiden Indonesia, Joko Widodo sering kali mendapatkan umpatan atau hujatan dari lawan politik maupun masyarakat pada umumnya.
Jokowi sering kali disebut sebagai orang yang plonga-plongo, klemar-klemer dan masih banyak yang lainnya. Namun dimata Kaesang ayahnya itu di keluarga sebagai sosok yang sangat keras.
Melalui video podcast Deddy Corbuzier, Direktur Persis Solo itu mengakui kalau Jokowi sebagai kepala keluarga dikenal sebagai sosok yang keras dan tanpa kompromi dalam mendidik anak-anaknya.
"Kalau bapak di keluarga, bapak itu keras sama bapak itu galak. Tapi galaknya itu satu atau dua bulan sekali lah. Sekalinya galak anak-anaknya pasti diam," ungkap Kaesang pada Deddy Corbuzier.
Baca Juga:Teken Keppres, Jokowi Tunjuk Luhut jadi Ketua Tim Gernas BBI, Menteri Lainnya jadi Anggota
Kemudian Kaesang membandingkan karakter ibunya dan bapaknya dalam hal mendidik anak-anaknya memiliki perbedaan yang sangat mencolok.
Menurutnya, walaupun Iriana lebih cerewet dan hampir setiap hari memarahi anak-anaknya. Namun sosok yang paling ditakuti di kelurganya tetaplah Jokowi.
"Kalau ibu itu mungkin dalam satu bulan bisa 60 kali kalau marah. Tapi udah biasa namanya juga ibu-ibu suka cerewet," lanjutnya.
"Tapi kalau bapak sekali marah bener-bener marah. Jadi kita selalu was-was kalau dua bulan belum marah deg-degan. Kabur aja lah," jelas Kaesang.
Mendengar pernyataan tersebut Deddy Corbuzier merasa kaget. Karena dibalik sosok Jokowi yang terlihat kalem di depan publik. Ternyata berbeda jauh saat mendidik anak-anaknya.
Baca Juga:Disinggung Maju Nyalon Gubernur DKI, Kaesang: Orang Kayak Saya Tidak Pantas di Politik
Lebih lanjut, Deddy Corbuzier pun menyinggung bagaimana perasaan keluarga terutama ketiga anaknya ketika Jokowi sering kali dihujat oleh publik.
Rupanya Kaesang memaparkan kalau keluarganya telah terbiasa dengan hal tersebut. Bahkan menurut Kaesang, keluarganya tidak pernah sakit hati ketika Jokowi dihujat dengan sebutan apapun.
"Bapak itu pernah bilang ke keluarga kalau dirinya dihujat oleh publik itu sudah resiko sebagai kepala negara. Makanya kalau bapak sekarang bapak mau dihujat seperti apa juga ya kita biarin aja," pungkasnya.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan