Kasus Ancaman Kekerasan Nakes RSUD Ngipang Kota Solo Masih Didalami Polisi

Kasus Kekerasan terhadap tenaga kesehatan atau nakes di RSUD Ngipang masih diselidiki oleh polisi

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 27 Juli 2021 | 18:04 WIB
Kasus Ancaman Kekerasan Nakes RSUD Ngipang Kota Solo Masih Didalami Polisi
Ilustrasi tenaga kesehatan atau nakes Covid-19. Kasus Kekerasan terhadap tenaga kesehatan atau nakes di RSUD Ngipang masih diselidiki oleh polisi. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Kasus ancaman verbal atau kekerasan terhadap tenaga kesehatan (nakes) marak terjadi. Salah satunya di RSUD Ngipang Kecematan Banjarsari Kota Solo

Ancaman kekerasan terhadap nakes belakangan ini marak terjadi. Rata-rata kasusnya keluarga pasien tak terima dinyatakan terpapar Covid-19. 

Dilansir dari Timlo.net, Satreskrim Polresta Solo masih mendalami kasus ancaman verbal terhadap tenaga kesehatan RSUD Ngipang, Kota Solo. Sejauh ini, kepolisian masih menunggu hasil gelar perkara untuk menentukan jeratal pasal yang akan disangkakan.

“Yang sudah kita panggil diantaranya korban yang diancam, kemudian saksi sekitar yang melihat kejadian tersebut,” terang Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Djohan Andika, Selasa (27/7/2021).

Baca Juga:Menyayat Hati, Anak Nakes Chat Berkali-kali Memohon Ibunya Cuti: Kasih Kami Napas

Pihaknya bakal memanggil terduga pelaku ancaman verbal berinisial J. Namun pemeriksaan bakal dilakukan setelah hasil PCR dari J keluar.

“Kemarin yang bersangkutan kita beri kesempatan untuk menyelesaikan pemakaman istirnya. Kemudian yang bersangkutan harus swab dulu, setelah hasilnya negatif, baru kita lanjutkan untuk penyelidikan yang bersangkutan,” kata Djohan.

Sebelumnya, Kamis (22/7/2021) pekan lalu, pihak kepolsian mendapat laporan dari rumah sakit milik Pemkot Solo, bahwa salah satu tenaga kesehatan (Nakes)-nya mendapat ancaman dari keluarga pasien Covid-19 yang meninggal di rumah sakit tersebut.

Tak berhenti sampai di situ, J juga membohongi salah satu driver ambulans. Dimana dia minta bantuan guna mengangkut jenasah sang istri dari rumahnya yang berada di Sawahan, Ngemplak, Boyolali ke Blora. J mengatakan kepada driver kalau status sang istri meninggal nonCovid.

Ketika driver dari Relawan Persatuan Driver Ambulace Solo Raya (PEDAS) tiba di sana, baru diketahui kalau ternyata sang istri meninggal karena Covid-19. Mengetahui hal tersebut, sang driver tidak berani mengakut jenasah istri J. Jenasah istri J sendiri akhirnya dimakamkan di TPU setempat setelah J dibujuk sang kakak.

Baca Juga:Gibran Nekat Sambangi Zona Merah Usai Terpapar Covid-19, Alasannya Bikin Baper

Ancaman Kekerasan Keluarga Pasien

Sebelumnya diberitakan nakes RSUD Ngipang Solo menerima ancaman ke arah kekerasan oleh keluarga pasien Covid-19 yang meninggal. 

Nakes yang diancam dua dokter, yakni dokter anestesi dan dokter penyakit dalam serta seorang perawat. 

"Tidak ada pemukulan, hanya ancaman ke arah kekerasan atau secara verbal. Kejadiannya sekitar pukul 09.00 WIB atau pukul 10.00 WIB," ujar Plt Direktur Utama (Dirut) RSUD Ngipang Solo, Niken Yuliani Untari saat dikonfirmasi, Kamis (22/7/2021). 

Informasi yang diterima untuk kronologi kejadiannya, ada seorang ibu yang meninggal terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, suaminya menolak untuk proses pemulasaran secara protokol kesehatan (prokes). 

"Intinya itu dan hasilnya sudah positif. Suami sudah tahu kalau istrinya itu Covid-19," ungkap dia. 

Menurutnya, suaminya marah karena tidak mau di protokol kesehatankan dalam proses pemulasaran. Padahal istrinya sudah dirawat di ICU Covid-19 selama empat hari.

"Ya, marahnya tidak mau diprokeskan dalam pemulasaran," paparnya. 

Dari dokter sudah menjelaskan keadaannya dan menenangkan suaminya. Mungkin suaminya dalam keadaan yang tidak nyaman karena istrinya meninggal. 

"Kedua dokter kami sudah menjelaskan secara detail dan menenangkan suaminya. Intinya ke arah sana, sampai detik ini untuk dokter dan perawat yang diancam baik-baik saja sejauh ini," sambung dia. 

Niken menjelaskan, tidak tahu yang bersangkutan memiliki komorbid  (penyakit bawaan) atau tidak. Terus terang belum melihat medikal recordnya. 

"Kayaknya sih tidak ada. Kalau untuk detailnya nanti kita perlu lihat medikal recordnya seperti apa," imbuhnya. 

Beliau menandatangani penolakan untuk prokes, kemudian dari rumah sakit mengantarkan jenazah ke rumah duka. Kalau rumah sakit  memulangkan jenazah ke rumah duka berarti kan sudah tanggung jawab wilayah.

"Ini malah suaminya datang lagi ke rumah sakit untuk minta diprokeskan. Tapi kan sudah kita serahkan ke wilayah dan buka kapasitas kami lagi," tutur dia. 

Terkait kejadian ini dari rumah sakit tidak pelaporan. Tapi tadi  Kapolres ada di rumah sakit dan akan menindaklanjuti masalah tersebut. [Ari Welianto]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini