SuaraSurakarta.id - Ketua GP Ansor Jawa Tengah, Sholahudin Aly atau Gus Sholah menyebut keamanan dan ketertiban Kota Solo merupakan barometer skala nasional.
Untuk itu, dirinya berharap pihak keamanan selalu siaga dan mewaspadai riak-riak kecil yang berpotensi menjadi besar dan menganggu keamanan dan kondusivitas Kota Bengawan.
Dia memaparkan, masyarakat Solo cenderung heterogen sehingga riak-riak berpotensi gangguan keamanan dan ketertiban masih ada. Namun, masyarakat Solo selalu aktif dalam berkomunikasi menjadi garda depan dalam menjaga kebhinnekaan.
“Kepolisian harus jadi garda terdepan dalam penegakkan hukum. Tinggal bagaimana ketegasan aparat, kalau tegas Solo pasti aman dan kondusif. Masyarakat Solo juga tidak ingin ribut,” kata dia dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, Rabu (16/6/2021).
Baca Juga:Hendak Bangun Talud di Solo, Tujuh Anggota TNI Positif Ccvid-19
Gus Sholah, sapaan akrabnya menyebut riak-riak kecil di Solo tetap berpotensi menjadi besar. Apalagi saat ini musim gorengan isu yang dibumbui.
Aparat wajib mendeteksi riak-riak kecil itu menekan agar tidak membesar. Menurutnya, dari waktu ke waktu, selalu ada masyarakat Solo yang berinisiatif membangun ruang komunikasi.
“Selalu ada yang menjaga semangat, terutama lintas agama. Seperti setelah kasus pengrusakan Mertodranan. Semua tidak ingin Solo berantakan, ingin Solo cantik,” imbuh dia.
Ia menambahkan, riak-riak kecil itu seringkali diperbesar oleh media sosial. Justru yang memperkeruh suasana bukan dari masyrakat Solo itu sendiri. Para pegiat media sosial wajib berkontribusi, satu suara, meredam pernyataan negatif dari luar yang memperkeruh suasana.
Sementara itu, Ketua Forum Nasional Kebhinnekaan, Musafiq, mengatakan butuh usaha yang kuat untuk menjalin hubungan baik. Ketika ada usaha kuat, dapat menyatukan keberagaman.
Baca Juga:Kasus Covid-19 di Kota Solo Meningkat, Keterisian Rumah Sakit Sentuh 80,6 Persen
“Solo ini menjadi barometer, kalau Solo damai, Indonesia damai. Kalau Solo aman, negara aman. Memang memprihatikan, di media sosial banyak mau memecah belah kebhinnekaan. Ini yang harus diperangi bersama,” papar Musafiq.