Agar Lansia Tetap Sehat dan Bersemangat, Ini yang Dibutuhkan

Lansia harus menjadi perhatian bersama, mereka membutuhkan perhatian khusus agar tetap sehat dan bersemangat

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 26 Mei 2021 | 20:25 WIB
Agar Lansia Tetap Sehat dan Bersemangat, Ini yang Dibutuhkan
Ilustrasi perempuan tua/nenek/lansia. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Kehidupan para lanjut usia atau lansia di Indonesia berkahir pilu. Padahal di usia yang tidak muda membutuhkan perhatian khusus agar tetap sehat dan bugar. 

Pakar kesehatan dari  Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Johny Sulistio, menekankan pentingnya usaha memfasilitasi para lansia agar bisa beraktivitas bersama rekan-rekan seusianya. 

Kegiatan yang dilakukan bisa beragam seperti memasak, membuat kerajinan tangan, menyanyi, berdansa dan lain-lain. Saat para lansia bisa melakukannya, kemudian akan muncul self rewarding dan inisiatif-inisiatif yang pada akhirnya membuat mereka lebih bersemangat. 

"Saya mau ambil contoh, situasi jalan-jalan bersama. Bayangkan kalau ini dilakukan secara reguler, para oma dan opa sudah berpikir tanggal segini jalan-jalan, mau ketemu ini, membangun aura jadi bersemangat," ujar Johny dilansir dari ANTARA Rabu (26/5/2021). 

Baca Juga:5 Cara Mencegah Osteoporosis Bagi Lansia

Anda bisa menciptakan sesuatu yang membuat kehidupan para lansia ini terasa lebih ceria, sesuatu yang dekat dengan kehidupan dan keseharian mereka. Setelahnya, jadikan itu sebagai bagian dari rutinitas. 

Johny yang menjabat sebagai Business Head of Pajajaran Medical Education Center (Parameter) itu mencontohkan, seorang lansia yang merupakan ibu dari rekannya bahkan langsung menunjukkan tanda-tanda bahagia setelah mendengar akan dipertemukan dengan teman sesusianya. 

"Caregiver-nya, anaknya, saya ajak ngomong ajak ketemu sama opa yang satu itu (dengan temannya itu). Bayangkan, hanya kami ngomong begitu saja, dia tiba-tiba suaranya menjadi lebih berbinar-binar. Kami coba fasilitasi. Satu, dua minggu dia masih berbinar lalu setelah itu lupa lagi. Tapi kami stimulasi lagi, memberikan sebuah gairah hidup (untuk lansia)," tutur dia. 

Contoh lainnya, ibu Johny sendiri. Johny bercerita ibunya yang sangat suka menonton tayangan televisi, suatu waktu pernah diberi ponsel berukuran besar. Awalnya sang ibu menolak pemberian itu. Tetapi saat Johny menciptakan koneksi dengan kakak sang ibunda di Belanda melalui ponsel itu, perlahan muncul ketertarikan. Kemudian, kegiatan berkontak lewat ponsel pun menjadi rutinitas sang ibu sehingga tak melulu terfokus pada televisi. 

Terkadang, tak semua para warga senior ini merasa mempunyai hobi tertentu. Para pendamping atau caregiver pun tak perlu repot-repot bertanya. Cobalah amati lansia yang sedang dirawat, apa yang menjadi kesukaannya. Di sinilah, pentingnya para caregiver mampu menjalin kedekatan dan pengetahuan yang cukup mengenai profil lansia itu. 

Baca Juga:Kurang Gizi, Masalah Kesehatan Tersembunyi yang Kerap Dialami Lansia

Dalam kesempatan itu, psikolog dari Universitas Indonesia, Indriati Makki mengatakan, para pendamping perlu memberi rasa aman dan nyaman dengan bahasa yang bisa lebih dipahami oleh para lansia. Menurut dia yang pernah merawat ibundanya, di antara indra lainnya, indra peraba menjadi yang paling berperan memberikan rasa aman dan nyaman khususnya bagi lansia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini