SuaraSurakarta.id - Putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep menjadi perbincangan warga net usai membuat bisnis baru di bidang kuliner.
Terbaru, Kaesang Pengarep kembali membuka bisnis kuliner dengan nama Sei'Tan. Uniknya, Kaesang mempromosikan usaha barunya ini melalui akun TikTok @_kaesangp.
Dilansir dari Matamata.com, pria berusia 26 tahun ini memperkenalkan dan juga mengulas makanan dari Sei'Tan di video singkat yang ia unggah.
Dalam usaha barunya ini, Kaesang menjual sei sapi. Berkonsep cloud kitchen, Sei'Tan hanya dapat dibeli secara daring. Sei'Tan juga tak melayani makan di tempat untuk pelanggan.
Baca Juga:Kaesang Rilis Bisnis Kuliner Baru, Namanya Bikin Publik Ngeri-ngeri Sedap
Saat itu makanan yang ia pegang adalah Sei'Tan Sei Sapi Sambal Ijo. Terdapat nasi dan lauk pelengkap lain tertata rapi menemani sei sapi.
Makanan tersebut dikemas menggunakan kotak kertas berwarna hitam dan merah. Namun, promosi lewat video itu yang menjadi bahan perbincangan netizen.
"Udahlah kalian pesan aja. Supaya apa? Supaya saya cepat kaya," ujar Kaesang saat memperlihatkan produk Sei'Tan.
Di video selanjutnya, ia menyantap sei sapi dan segera memberikan ulasan atas rasa makanannya.
"Enak dan cepet bikin saya kaya," ujar Kaesang Pangarep setelah menyicipi produk dari usaha terbarunya.
Baca Juga:Ada Pertemuan Keluarga, Kaesang Pangarep Lamar Felicia Tissue?
Perkataan ini sontak membuat banyak netizen tertawa. Hingga Selasa (2/2/2022), video ini sudah ditonton sebanyak 4 juta kali. Netizen kemudian membanjiri video Kaesang dengan beragam komentar.
"Cepatlah kalian beli biar abang ini cepat kaya," komentar netizen.
"Lu udah kaya dari lahir Bambang," tulis netizen lainnya.
"Anda kaya saya menderita. Nggak ada duit," ujar netizen lainnya di kolom komentar.
Selama ini, Kaesang sudah memiliki sederet bisnis kuliner di Indonesia. Diketahui Kaesang Pangarep punya sederet bisnis kuliner antara lain Sang Pisang, Mangkok Ku, Ternak Kopi, Yang Ayam, dan Kemripik.
Namun, dengan sederet bisnisnya itu ternyata tak membuat Kaesang berhenti berinovasi.