Sudah 2021, Masih Ada Warga Miskin Sragen Tinggal di Hutan Tanpa Listrik!

Dua anggota keluarga yang kurang beruntung yakni Kadiman (35) yang tinggal bersama ibunya Dasir (75) harus tinggal di sebuah rumah di tengah hutan milik PT Perhutani.

Ronald Seger Prabowo
Minggu, 17 Januari 2021 | 10:47 WIB
Sudah 2021, Masih Ada Warga Miskin Sragen Tinggal di Hutan Tanpa Listrik!
Kadiman terbaring di ranjang ditemani ibunya, Dasir, di rumahnya yang berlokasi di tanah tegalan tak jauh dari hutan Perhutani di Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen, Sabtu (16/1/2021). (istimewa/Iwan)

SuaraSurakarta.id - Masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan di Indonesia.

Beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih "berputar-putar", bergerak moderat di angka 5 persen. Belum lagi hantaman pandemi Covid-19 memubat perekonomian sedang lesu.

Kemiskinan di Indonesia banyak memunculkan cerita pilu yang dirasakan warga yang kurang beruntung tersebut.

Cerita pilu itu salah satunya datang dari sebuah daerah di Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen. Dua anggota keluarga yang kurang beruntung yakni Kadiman (35) yang tinggal bersama ibunya Dasir (75) harus tinggal di sebuah rumah di tengah hutan milik PT Perhutani.

Baca Juga:Jam Malam di Makassar Diperpanjang Sampai 11 Januari 2021

Lebih miris lagi, meski sudah memasuki tahun 2021, rumah yang mereka tinggali tanpa ada aliran listrik!.

Dilansir dari Solopos.com--jaringan Suara.com, Kadiman tidak bisa bekerja lantaran kepalanya mengalami pembengkakan karena penyakit hydrocephalus. Sementara ibunya, mengalami depresi dan sudah sulit diajak berkomunikasi.

Rombongan dari Polsek Jenar yang mendengar kisah pilu di Sragen ini datang berkunjung, Jumat (15/1/2021) lalu. Mereka menyalurkan bantuan sembako kepada keluarga miskin di Sragen ini.

Kegiatan itu dipimpin Kapolsek Jenar, AKP Suparjono. Untuk menjangkau rumah yang ditinggali Kadiman dan ibunya, sejumlah polisi itu harus menyusuri kebun jati dan jagung milik warga sekitar dengan jalan kaki.

Hal ini karena tidak ada akses jalan menuju rumah yang ditinggali keluarga miskin di Sragen tersebut.

Baca Juga:Tukang Parkir Salat di Emperan Toko Tuai Simpati Warganet

"Memang tidak ada akses jalan, jadi kami harus jalan kaki sejauh sekitar 300 meter melewati kebun jati dan jagung. Di sana, rumah itu berdiri di tanah milik Perhutani. Jadi status rumah itu magersari," kata AKP Suparjono kepada Solopos.com, Sabtu (16/1/2021).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini