Ini Gejala dan Penyebab Bells Palsy, Sakit yang Bikin Orang Sulit Bicara

Penyiar dan presenter Gofar Hilman mengaku mengalami penyakit Bells Palsy.

Risna Halidi | M. Reza Sulaiman
Kamis, 31 Desember 2020 | 14:20 WIB
Ini Gejala dan Penyebab Bells Palsy, Sakit yang Bikin Orang Sulit Bicara
Gofar Hilman akui idap Bells Palsy [Instagram]

SuaraSurakarta.id - Melalui akun media sosial Twitter miliknya, Gofar mengungkapkan bahwa dirinya mengidap penyakit Bells Palsy.

"Jadi pas siaran gak tau kenapa kok gue kalo ngomong kaya effort banget aja gitu, artikulasi gak jelas, sering ngegulung, abis ngomong mulut capek banget, pegel," tulis Gofar lewat akun Twitter @pergijauh.

Berdasarkan pengalaman dari temannya, Gofar pun langsung memeriksakan diri ke dokter. Oleh dokter, ia didiagnosis mengalami Bells Palsy.

"Wah ini sih Bells Palsy, karena temen juga pernah kaya gini, langsunglah ke dokter. Setelah diperiksa masih di level yang gak gawat-gawat amat lah, tapi ya gitu muka gue longsor kek Rambo 4," ujar Gofar lagi.

Baca Juga:4 Sukarelawan Uji Klinis Vaksin Pfizer Mengembangkan Bell's Palsy

Bells Palsy sendiri adalah penyakit yang menyerang otot wajah. Biasanya hal ini ditandai dengan sebagian wajah yang tampak melorot.

Mengutip Alodokter, Bells Palsy dapat muncul secara tiba-tiba dan biasa tidak bersifat permanen. Pasien Bells Palsy bisa dapat pulih dalam waktu enam bulan, dengan menjalani pengobatan oleh dokter.

Gejala Bells Palsy

Kelumpuhan pada salah satu sisi wajah menjadi gejala utama Bells Pal. Kelumpuhan tersebut ditunjukkan dengan perubahan bentuk wajah sehingga penderita sulit tersenyum dengan simetris atau menutup mata di sisi yang lumpuh.

Selain kelumpuhan pada satu sisi wajah, gejala yang juga dapat muncul antara lain adalah mata berair dan ngeces.

Baca Juga:Intip Kiat Sukses Berbisnis ala Gofar Hilman

Penyebab Bells Palsy

Penderita Bells palsy akan mengalami peradangan pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi berbeda.

Kondisi ini diduga terkait dengan infeksi virus atau beberapa penyakit, seperti infeksi telinga bagian tengah dan penyakit diabetes. Bell’s palsy dapat dialami oleh siapapun, namun lebih sering terjadi pada orang-orang berusia 15 hingga 60 tahun.

Diagnosis Bells Palsy

Diagnosis dilakukan dokter dengan melakukan pemeriksan gerakan wajah penderita. Di samping pemeriksaan fisik, serangkaian pemeriksaan lanjutan akan dilakukan, seperti tes darah, elektromiografi, serta pemindaian dengan CT scan dan MRI untuk mengetahui penyebab kelumpuhan otot wajah.

Terapi Bells Palsy

Terapi Bells palsy bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah timbulnya komplikasi. Terapi tersebut dilakukan dengan cara mengonsumsi obat-obatan dari dokter dan fisioterapi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini