SuaraSurakarta.id - Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto menilai Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo layak mengisi posisi Menteri Sosial (Mensos) yang saat ini lowong.
Satu hal yang membuatnya memberikan keyakinan jika politisi PDI Perjuangan itu layak mengisi jabatan yang ditinggalkan Juliari Batubara karena tersandung kasus korupsi.
Selain Rudy, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma dinilainya juga memiliki peluang yang sama.
"Bila diambil dari kepala daerah, dua sosok itu layak dilihat dari performa. Mereka kader potensial PDIP," ujarnya saat wawancara dengan Solopos.com jaringan informasi Suara.com, Jumat (18/12/2020).
Baca Juga:Wali Kota Solo Dikabarkan Dapat Tawaran Jabatan Mensos, Ini Penjelasan Rudy
Agus memaparkan, sepak terjang orang nomor satu Kota Bengawan itu dianggap cukup sebagai bukti kapasitas atau kemampuan Rudy untuk menduduki jabatan sekelas menteri.
Apalagi, lanjur dia, baik Rudy dan Risma sama-sama akan mengakhiri masa jabatan sebagai kepala daerah dalam waktu dekat.
Sehingga, menurutnya, akan sayang apabila mereka tidak diberdayakan untuk mengisi jabatan strategis pemerintahan Presiden Jokowi.
"Mereka akan memasuki masa pensiun dan belum tahu mau ke mana. Sayang kalau tak diberdayakan," tuturnya.
Faktor lain, Agus melihat sosok Rudy dan Risma sama-sama mempunyai kedekatan dengan Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga:Saksinya Diusir Wali Kota Solo dari TPS, Tim Pemenangan Bajo Berang
Artinya tinggal bagaimana Jokowi dan Mega dalam menentukan figur pengisi jabatan Mensos.
"Jabatan itu dulu diisi kader PDIP dan kemungkinan besar jabatan itu juga akan diisi kader PDIP," tukas dia.
Sementara Rudy memberi jawaban mengejutkan dan membantah kabar dirinya mendapat telepon dari Istana Negara dan ditawari jabatan Menteri Sosial atau Mensos.
"Itu kan kabarnya di Twitter to? Enggak, enggak ada yang telepon saya (dari Istana)," kata Rudy.
Saat ditanya lebih lanjut jika benar-benar mendapat tawaran menduduki jabatan Mensos, Wali Kota Solo itu menegaskan butuh pertimbangan yang panjang. Namun, ia tak menjelaskan apa saja pertimbangan tersebut.
"Ya rahasia nho, yang jelas pertimbangannya masih panjang. Yang namanya pertimbangan itu kan berarti antara siap dan tidak siap to?," tegasnya.