- Dampak psikologis bisa sama beratnya dengan dampak fisik
- Komunikasi dan transparansi antara sekolah dengan orang tua sangat krusial
- Perlunya pengawasan dan intervensi sekolah yang cepat dan tepat
SuaraSurakarta.id - Wakil Wali Kota Solo Astrid Widayani siap mengawal kasus anak PAUD yang dipotong alat vitalnya oleh temannya.
Pasalnya Astrid mendapat keluhan langsung lewat media sosial (medsos) di kolom komentar instagram akun Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani mengenai kasus tersebut.
Tampak pemilik akun instagram @huzaifayusuf30 mengeluhkan.
"Bu Astrid tolong dibantu keponakan saya yang masih TK di potong ti2dnya sama temen sekelasnya juga yang masih TK, sekolah TK di Sangkrah. Kejadian di jam sekolah," keluhnya.
Astrid Widayani kemudian langsung membalas komentar tersebut.
"Segera kami kawal nggih," balas Astrid.
@huzaifayusuf30 kemudian kembali membalas
"Njih bu. Pemulihan fisik dan paling utama psikisnya juga ibu. Masih TK sudah mengalami hal (maaf sadis) trauma untuk sekolah dan terpaksa belajar di rumah. Mudah2an bisa membaik semuanya," ujarnya.
Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani mengatakan bahwa pihaknya baru melakukan pemeriksaan terkait hal tersebut.
Baca Juga: Diusulkan 5 PAC, Tak Ada Karpet Merah Rheo Fernandes, Meski Putra Ketua DPC PDIP Solo
"Itu baru kami periksa, baru ngecek apakah memang benar seperti itu dengan dinas terkait ya. Nanti pasti ditelusuri, bagaimana kondisinya, terus bagaimana kronologinya," terangnya saat ditemui, Senin (15/9/2025).
Astrid mengaku baru mendapatkan laporan tersebut Minggu, (14/9/2025) kemarin. Selanjutnya hari baru masuk, sehingga dirinya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Dwi Ariyatno mengatakan awalnya kelihatannya orang tua korban sempat melapor ke beberapa instansi, termasuk laporan ke Wakil Wali Kota Solo Astrid Widayani.
Namun kedua pihak sudah diketemukan lewat sekolah dimediasi, termasuk didampingi oleh Dinas Pendidikan dan kelihatannya menempuh jalan kekeluargaan. Karena paham bahwa ini kejadian anak dengan anak, yang perlu dipahamkan tadi tanggung jawab anak yang menjadi pelaku itu harus tahu harus memaafkan anaknya supaya tidak akan terulang kejadian serupa ke depannya.
"Apa yang diperbuat oleh anak itu kan jadi tanggung jawab orang tua. Kondisi saat ini ya mestinya, satu berempati pada korban kalau bisa membantu upaya menolong terkait dengan pemulihannya. Yang kedua memberikan pemahaman kepada anaknya supaya tidak melakukan perbuatan yang kemungkinan beresiko mencelakai atau merugikan orang lain," papar dia.
Dwi menambahkan untuk korban sudah pulang meski sempat dirawat. Saat ini masih didampingi dari psikolognya PT. PAS DP3AP2KB.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
7 Tempat Wisata di Sragen yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Teguh Prakosa Benarkan FX Rudi Mundur dari Plt Ketua DPD PDIP Jateng
-
Drama Politik Jateng: Beredar Surat Pengunduran Diri FX Hadi Rudyatmo dari Plt Ketua DPD PDIP!
-
Perkuat Komitmen Kesejahteraan Mitra Driver, GoTo Luncurkan Platform Bursa Kerja Mitra Gojek
-
Drama Keraton Solo! Tak ada Undangan untuk PB XIV Purboyo, GKR Timoer: Benar-benar Tidak Diundang