Kirab Malam 1 Suro di Keraton Surakarta adalah tradisi tahunan yang memperingati Tahun Baru Jawa (1 Suro) dan Tahun Baru Islam (1 Muharram) yang diadakan di Keraton Kasunanan Surakarta.
Tradisi ini berakar dari kebiasaan Raja Pakubuwana X yang rutin mengelilingi tembok Baluwarti setiap Selasa dan Jumat Kliwon, dan melibatkan kirab pusaka serta iring-iringan kerbau bule bernama Kyai Slamet.
1 Suro adalah awal tahun dalam penanggalan Jawa, yang juga bertepatan dengan 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah.
Malam 1 Suro dianggap sakral dan memiliki kekuatan spiritual, di mana alam gaib terbuka dan roh leluhur turun.
Kirab ini juga menjadi sarana introspeksi diri bagi masyarakat untuk memperbaiki diri dan memperbarui niat baik untuk tahun yang akan datang.
Kerbau bule bernama Kyai Slamet adalah bagian integral dari Kirab Malam 1 Suro. Kebo Bule dianggap memiliki kekuatan mendatangkan berkah dan dianggap sebagai simbol keberuntungan.
Kebo Bule mengawal pusaka Keraton Solo yang dikirab pada malam tersebut. Masyarakat mengikuti kirab dengan kerbau bule bukan berarti meniru kerbau, tetapi sebagai simbol ketergantungan manusia pada alam dan bumi untuk mendapatkan makanan.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Dari Tarkam ke Timnas Indonesia U-17: Dimas Adi Anak Guru yang Cetak Gol Ciamik ke Gawang Uzbek
-
Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan RAM Besar dan Chipset Dewa Agustus 2025
-
Wonogiri Heboh Kasus Pembunuhan Lagi, Kini Wanita Paruh Baya Diduga Dihabisi Anak Kandung
-
Prediksi Manchester United vs Arsenal: Duel Dua Mesin Gol, Sesko atau Gyokeres yang Lebih Tajam?
-
Fix! Gaji PNS Dipastikan Tak Naik di 2026
Terkini
-
Beda dengan Pati, Bupati Sragen Malah Gratiskan PBB
-
Wonogiri Heboh Kasus Pembunuhan Lagi, Kini Wanita Paruh Baya Diduga Dihabisi Anak Kandung
-
Respon Menohok FX Rudy Usai Hasto Kristiyanto Jadi Sekjen PDIP Lagi
-
Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Tembakau Gorila, Satu Orang Ditangkap di Grogol
-
Update Kasus Keracunan MBG di Sragen, Pemprov Jateng Periksa Sampel Makanan