Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 30 Maret 2025 | 12:54 WIB
Ratusan umat Islam di Kota Solo sedang melaksanakan salat idul fitri, Minggu (30/3/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Pemerintah menetapkan 1 syawal 1446 H atau Idul Fitri pada, Senin (31/3/2025).

Namun ada sejumlah masjid di Kota Solo yang sudah menggelar salat Idul Fitri, Minggu (30/3/2024).

Salah satu Masjid yang menggelar Salat Idul Fitri adalah Masjid Al-Bakrie, Mojosongo, Jebres, Solo. Ratusan jemaah melaksanakan salat idul fitri di sepanjang Jalan Jaya Wijaya Mojosongo.

Salat Idul Fitri juga digelar oleh jemaah Masjid Al-Hidayah Sriwedari.

Baca Juga: Dilepas Ahmad Luthfi, Pemudik Asal Klaten Girang: Mengurangi Beban Kita

Mereka menggelar salat idul fitri mengikuti rukyat global, yang mana di Arab Saudi sudah terlihat hilalnya. Sehingga satu syawal jatuh pada Minggu (30/3/2025).

Ratusan umat Islam di Kota Solo sedang melaksanakan salat idul fitri, Minggu (30/3/2025). [Suara.com/Ari Welianto]

"Kita mengambil dan mengikuti rukyat global yang melihat hilal. Kita mengikuti dalam artian sudah jatuh 1 Syawal, seperti di Saudi maka kita bisa melaksanakan salat Id,” terang Takmir Masjid Al-Bakrie, Sulaiman, Minggu (30/3/2025).

Sulaiman menjelaskan baru tahu satu  Syawal jatuh itu pukul 23.00 WIB kemarin. Meski informasi yang diperoleh mendadak tapi takmir sudah  mempersiapkan semua. 

"Sekitar jam 11 malam, kita cari info dari Mekkah, Yaman dan yang lain juga. Beberapa negara sudah menetapkan 1 Syawal. Kita sudah mempersiapkan diri barangkali nanti sudah jatuh 1 Syawal dari beberapa negara, jadi dari takmir sudah siap-siap," kata dia.

Untuk memberitahukan ke jemaah, lanjut dia, dilakukan lewat  pengeras suara dan grup WhatsApp (Wa).

Baca Juga: Tinjau Posko Mudik, Wali Kota Solo Tekankan Fasilitas Kesehatan hingga Logistik Tersedia

“Jamaah kita beri informasi supaya jangan kaget. Mungkin bayar zakat harus segara ditunaikan. Kita berulang lewat pengeras suara dan grup WhatsApp (Wa),” jelasnya.

Lokasi yang dipakai buat salat idul fitri  di Jalan Jaya Wijaya dan itu sudah sering dilakukan. Dari pemerintah juga tidak keberatan dan tidak mempermasalahkan 

“Kebetulan pemerintah menyadari, kita langsung. Rutinitas salat Id maupun Adha dan Fitri sudah berjalan seperti biasa, tidak ada masalah," ungkap dia.

Untuk jemaah yang ikut salat idul fitri di sini tidak hanya dari Masjid Al-Bakrie saja. Tapi ada juga jemaah di luar masjid. 

“Tadi banyak, ada ratusan, jamaah sekitar Masjid dan luar masjid juga ada," sambungnya.

Hal senada juga dilakukan jemaah Masjid Al Hidayah Sriwedari yang menggelar salat idul fitri pada minggu.

Karena mengikuti rukyat global yang dilakukan dibeberapa negara, seperti Arab Saudi.

"Ditetapkannya satu Syawal hari sesuai rukyat global. Kita ingin mencontoh Nabi, karena Nabi bilang, memulai puasa dan berbuka dengan hilal. Sedang saudari kita di yang lain, di Saudi sudah terlihat hilal,” papar dia.

Meski ada perbedaan tapi itu tidak menjadi persoalan. 

"Jadi karena kita, saudara dan kita rukyat global kita ikut saja. Mengenai perbedaan sesuatu yang mungkin sekali, kalau Muhammadiyah menggunakan hisabnya, kemudian mayoritas pemerintah menggunakan rukyat lokal, maka begitu juga kemudian ini jarang dipakai karena ada batas negara,“ tandasnya.

Tradisi mengenakan pakaian bersih, berhias hingga memakai wangi-wangian sering dilakukan seorang Muslim saat perayaan Idul Fitri.

Langkah ini menjadi salah satu adab selain membersihkan hati dan melapangkan pintu maaf antar sesama.

Berpenampilan rapi dan bersih saat salat Id bukanlah perkara kemewahan, melainkan niat untuk memuliakan hari kemenangan.

Hal tersebut juga mencerminkan suka cita, penghormatan terhadap hari raya, dan penghargaan atas nikmat yang telah Allah berikan.

Baik laki-laki maupun perempuan dianjurkan memakai pakaian terbaik yang dimiliki, tentu saja tidak harus mahal, tetapi bersih dan pantas. Intinya tidak berlebihan.

Teladan ini langsung datang dari Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Asy-Syafi’i:

"Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW selalu memakai wool (burda) bercorak (buatan Yaman) pada setiap ‘Id." (HR. Asy-Syafi’i).

Kontributor : Ari Welianto

Load More