SuaraSurakarta.id - Mega korupsi menghanttam perusahaan milik negara PT Pertamina (Persero).
Sejumlah petinggi, salah satunya Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kasus korupsi.
Riva diduga terjerat kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2024 oleh Kejaksaan Agung.
Kasus korupsi di Pertamina tersebut mendapat komentar dari Presiden ke-7 Jokowi.
"Pertamina ini sebuah BUMN besar, kuat. Sehingga manajemennya juga harus manajemen yang kuat dalam mengelola semua proses yang ada," kata Jokowi saat ditemui, Kamis (6/3/2025).
Dia memaparkan, manajemen yang dimaksud mulai jajaran direksi hingga bagian untuk pengawasan yakni komisaris dan semuanya dipilih lewat proses yang namanya TPA.
"Dilihat oleh Menteri BUMN, Dilihat oleh Menteri ESDM, kemudian lewat TPA baru masuk ke saya. Jadi semuanya lewat proses, tidak bisa semuanya secara ujug-ujug (tiba-tiba), karena sekali lagi ini menyangkut pengelolaan aset yang sangat besar sekali," jelas dia.
Jokowi menegaskan jika kemudian sekarang ada masalah tahun 2018-2023 saat dirinya menjabat presiden, sudah seharusnya diproses sesuai dengan proses hukum yang ada.
"Siapapun dan seluruh produk Pertamina yang saya tahu semuanya telah diverifikasi, dicek, diberi kelayakan untuk dijual oleh migas," ungkap dia.
Baca Juga: Ahmad Luthfi, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Jatim Tiba-tiba Temui Jokowi, Ada Apa?
Jokowi menjelaskan jadi semuanya ada proses. Produknya juga semuanya juga dites, dicek semuanya.
"Tapi ya apapun yang namanya penyelewengan itu bisa sajalah terjadi," tandasnya.
Ketika ditanya selama lima tahun saat menjabat presiden tidak ada kecurigaan, Jokowi menegaskan kalau ada sudah tak gebuk dulu.
"Ya, kalau ada kecurigaan sudah digebuk dulu," ujar dia.
Saat disinggung merasa kecolongan, Jokowi menyebut ini adalah manajemen besar ya.
"Ya sekali lagi ini manajemen besar ya, manajemen besar, manajemen besar. Saya kira manajemen kontrol oleh komisaris, manajemen kontrol oleh direksi harus detail," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
-
DTKS Resmi Berubah Jadi DTSEN, Ini Cara Update Desil Agar Tetap Terima KIP Kuliah
-
Jalan Terjal Jay Idzes ke Torino, Il Toro Alihkan Incaran ke Bek 1,97 M
-
Sri Mulyani Ungkap Kejanggalan Angka Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen yang Bikin Publik Melongo!
Terkini
-
Penggugat Mampu Beli Mobil Esemka, PT SMK: Terbukti Kita Berproduksi
-
Penggugat Bawa Mobil Esemka ke PN, Majelis Hakim dan Para Tergugat Lihat Langsung
-
Diproduksi di Boyolali, Polda Jateng Bekuk Komplotan Pembuat Uang Palsu
-
Politisi PDIP Bantah Amnesti Hasto Kristiyanto Timbal Balik Politik
-
Fenomena Pengibaran Bendera One Piece, Aria Bima: Perlu Ditanggapi, Tapi Jangan Berlebihan