SuaraSurakarta.id - Kesatria Bengawan Solo terus melanjutkan hasil positif dalam petulangan di kompetisi basket IBL 2024.
Terbaru, Bima Perkasa Jogja dihempaskan Kevin Moses dan kawan-kawan dengan skor telak 94-66 di GOR Sritex Arena Solo, Sabtu (16/4/2024) malam.
Itu adalah kemenangan ketujuh beruntun yang didapatkan anak asuh Efri Meldi. Rekor ini hanya kalah dari Dewa United Banten yang selalu menang dalam delapan laga mereka.
Kesatria pun semakin nyaman di zona play-off klasemen sementara sekaligus menjadi target dalam debutnya di kompetisi musim ini.
Bagi sebuah tim debutan, performa Kesatria Bengawan Solo sejauh ini mengundang decak kagum pecinta basket Tanah Air.
Apalagi dengan persiapan yang bisa dikatakan cukup mepet, namun perlahan Sang Kesatria mampu membuktikan diri sebagai klub yang layak diperhitungkan.
"Kami memang tidak menyangka bisa langsung merah tujuh kemenangan ini. Butuh chemistry dan perjuangan di atas lapangan pastinya," kata guard Kesatria Bengawan Solo, Nuke Tri Saputra usai melawan Bima Perkasa.
Makin matangnya chemistry antarpemain diakui Nuke jadi salah satu kunci performa impresif Kesatria Bengawan Solo.
"Kami juga tidak kesulitan beradaptasi karena sudah pernah satu tim dengan pemain lain. Jadi membangun komunikasinya lebih mudah. Ini penting untuk membangun tim dan membawanya ke pertandingan," tambah mantan pemain RANS PIK tersebut.
Baca Juga: Bukti Mental Baja! Kesatria Bengawan Solo Raih Kemenangan Dramatis Atas Borneo Hornbills
Chemistry yang semakin matang juga berdampak pada performa dan kontribusi para pemain lokal.
Memang, Kentrell Barkley masih menjadi mesin poin Kesatria Bengawan Solo. Namun performa local roster perlahan mulai menemukan sentuhan magis.
Saat melawan Bima Perka Jogja, Tifan Eka Pradita menyumbang 10 poin dan dua rebound dengan akurasi tembakan 100 persen.
Performa apik juga ditunjukkan Andre Adrianno yang mengoleksi 11 angka plus berondongan tembakan tiga angka. Lalu Esha Lapian yang turut menyumbang 8 poin dan kontribusi pemain lain menjadi bukti kematangan chemistry itu.
"Anak-anak itu saling support, tidak ada gap di tim ini. Bahkan rolling player mereka merasa bukan berada di zona nyaman, sehingga bersaing di latihan untuk mendapatkan tempat utama," tegas pelatih Efri Meldi.
Uniknya, mantan pelatih PON Jateng itu menyebut para pemainnya selalu memberikan 'masalah' untuk menentukan 12 pemain di setiap gim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Terungkap! GKR Timoer Pastikan Surat Wasiat PB XIII yang Tunjuk PB XIV Ada, Bukan Isapan Jempol
-
Akhir Pekan Makin Asyik! Ada Saldo DANA Kaget Rp299 Ribu, Sikat 4 Link Ini
-
Momen Sejarah! 3 Janji Agung Pakubuwono XIV Purboyo Saat Dinobatkan di Watu Gilang
-
Gibran Terseret Pusaran Takhta? Hangabehi Bongkar Fakta Pertemuan: Bukan Soal Restu Raja Kembar
-
10 Warung Makan Enak Wonogiri yang Wajib Dicoba Bareng Keluarga di Akhir Pekan