Kisah Panjang Klenteng Tien Kok Sie: Klenteng Tertua di Indonesia yang Ada di Solo

SuaraSurakarta.id - Salah satu kegiatan di Tahun Baru Imlek adalah mengunjungi Klenteng, dan di Solo terdapat Klenteng Tien Kok Sie yang merupakan klenteng tertua di Indonesia yang masih eksis hingga sekarang. 

Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Imlek kali ini akan jatuh pada hari Sabtu, 10 Februari 2024.

Sehingga sejak akhir Januari sudah banyak orang-orang yang bersiap merayakan Tahun Baru Imlek. 

Tidak terkecuali di Solo yang juga banyak dari mereka keturunan tionghoa dan konghucu. Adapun salah satu tradisi yang mereka lakukan adalah mengunjungi klenteng seperti Klenteng Tien Kok Sie. Berikut ini sejarah mengenai klenteng tersebut. 

Baca Juga: Catat Lur! Bandara Adi Soemarmo Tambah Rute Penerbangan Solo-Bali, Ini Jadwal Lengkapnya

Sejarah Klenteng Tien Kok Sie 

Klenteng Tien Kok Sie merupakan salah satu kelenteng tertua di Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah. Kelenteng ini dibangun sekitar tahun 1745 oleh para pedagang Tionghoa yang menetap di Solo.

Awalnya, klenteng ini bernama Kelenteng Tian Hou Miao. Namun, nama tersebut kemudian diganti menjadi Klenteng Tien Kok Sie yang berarti "Tempat Ibadah Tri Dharma". Hal ini karena klenteng ini menjadi tempat ibadah bagi umat Konghucu, Tao, dan Buddha.

Klenteng Tien Kok Sie terletak di Jalan RE Martadinata No. 12, Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Klenteng ini memiliki luas sekitar 250 meter persegi dan berada di tengah-tengah kawasan Pasar Gede Hardjonagoro.

Klenteng Tien Kok Sie memiliki arsitektur khas Tionghoa. Bangunan klenteng ini terdiri dari dua lantai, dengan lantai dasar digunakan untuk ruang ibadah dan lantai atas digunakan untuk tempat tinggal pendeta.

Baca Juga: Bawa Energi Positif, Tekad Kesatria Bengawan Solo Raih Kemenangan Kandang Perdana IBL 2024

Pada bagian depan klenteng terdapat gerbang utama yang dihiasi dengan ornamen naga dan burung phoenix. Di bagian kiri dan kanan gerbang terdapat dua patung dewa penjaga, yaitu Kwan Kong dan Guan Yin.