SuaraSurakarta.id - Kekerasan kepada perempuan tidak dibenarkan dalam bentuk apapun, bahkan masyarakat dunia telah menetapkan kalau setiap tanggal 6 Desember diperingati sebagai Hari Kekerasan Terhadap Perempuan.
Terdapat sejarah tersendiri mengapa tanggal 6 Desember diperingati sebagai Hari Kekerasan Terhadap Perempuan. Selain itu peringatan ini dilakukan di banyak negara dan termasuk juga di Indonesia. Berikut ini sejarah singkat mengenai Hari Kekerasan Terhadap Perempuan.
Sejarah Hari Kekerasan Terhadap Perempuan
Tanggal 6 Desember diperingati sebagai Hari Kekerasan terhadap Perempuan di berbagai negara di dunia. Peringatan ini dimulai pada tahun 1989, setelah terjadinya pembantaian 14 mahasiswi di Universitas Montreal, Kanada.
Baca Juga: Temani Rizky Billar Main Bola, Netizen Wanti-wanti Lesti Kejora: Ntar Dismackdown Dede Malu Lagi
Pada tanggal 6 Desember 1989, seorang pria bernama Marc Lépine masuk ke ruang kelas di Universitas Montreal dan mulai menembak secara acak. Ia membunuh 14 mahasiswi dan melukai 13 lainnya. Lépine kemudian menembak dirinya sendiri.
Pembantaian ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan. Peristiwa ini menjadi momentum bagi dunia untuk menyadari bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan masalah serius yang harus ditangani.
Pada tahun 1991, Women's Global Leadership Institute (WGLI) mendeklarasikan tanggal 6 Desember sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Deklarasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekerasan terhadap perempuan dan mendorong upaya untuk memberantasnya.
Di Indonesia, peringatan Hari Kekerasan terhadap Perempuan pertama kali dilakukan pada tahun 1992. Peringatan ini dilakukan oleh Komnas Perempuan dan berbagai organisasi perempuan lainnya.
Sejak saat itu, peringatan Hari Kekerasan terhadap Perempuan telah menjadi agenda tahunan di Indonesia. Peringatan ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi, dan aksi damai.
Peringatan Hari Kekerasan terhadap Perempuan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekerasan terhadap perempuan. Peringatan ini juga bertujuan untuk mendorong upaya untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Berita Terkait
-
There's Still Tomorrow: Perjuangan Ibu Lawan KDRT Demi Masa Depan Anak
-
Cemburu Buta! Pria di Blitar Bacok Mantan Istri dan Ibu Mertua!
-
Kini Resmi Cerai, Ingat Lagi Kronologi Kasus KDRT Cut Intan Nabila
-
Ditinggal Pergi Suami Usai Jadi Korban KDRT, Ratu Meta: Ceraiin Saya Aja
-
Ratu Meta Dipukul Suami di Depan Anak yang Masih Kecil
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Pembayaran Listrik Rumah dan Kantor Melonjak? Ini Daftar Tarif Listrik Terbaru Tahun 2025
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
Terkini
-
Soal Ijazah Jokowi, Tim Hukum Merah Putih: Tuduhan Roy Suryo Penuhi Unsur Pidana
-
Melodi Tradisi, Rasa Kekinian: Gojek Hadir di Tengah Semarak Adeging Mangkunegaran
-
Gunungan Makin Tinggi, PLTSa Putri Cempo Hanya Mampu Mengolah 120 Ton Sampah
-
Maling Burung di Solo Kena Batunya: Kepergok di Banyuagung, Berakhir Diciduk Tim Sparta
-
Satresnarkoba Polresta Solo Sikat Kurir Sabu di Mojosongo, Barang Bukti Siap Edar Disita