SuaraSurakarta.id - Tidak lengkap rasanya apabila ke Solo atau Surakarta tidak mengunjungi Pasar Gede Solo.
Kawasan perbelanjaan tradisional yang kaya dengan nilai sejarah karena sudah berdiri dan beroperasi sejak lama.
Seperti diketahui kalau Pasar Gede sudah menjadi destinasi wisata di Kota Solo. Pasalnya pasar ini memberikan pengalaman berbelanja yang unik, karena memadukan antara berbelanja beragam kebutuhan sehari-hari dan wisata serta suasana bangunan yang masih tradisional.
Hal ini tentunya yang membuat wisatawan dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan mancanegara menyempatkan dir berkunjung ke Pasar Gede. Buat yang penasaran, berikut ini ulasan singkatnya.
Baca Juga: Bakal Pilih Cuti atau Mundur Selama Pilpres 2024, Gibran Buka Suara
Sejarah Pasar Gede Solo
Terletak di jantung kota Solo tepatnya Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Pasar Gede berdiri sebagai bukti warisan budaya kota yang kaya dan semangat perdagangan yang abadi.
Dengan arsitekturnya yang khas dan suasananya yang semarak, pasar yang ramai ini telah berfungsi sebagai pusat vital kegiatan sosial dan ekonomi selama berabad-abad.
Asal-usul Pasar Gede dapat ditelusuri kembali ke era pra-kolonial, ketika daerah itu berfungsi sebagai pusat perdagangan bagi pedagang lokal. Selama masa pemerintahan Pakubuwono X, sultan Surakarta, pasar mengalami transformasi yang signifikan, berkembang dalam ukuran dan kepentingan.
Di awal abad ke-20, Pasar Gede telah menjadi pasar yang ramai, menarik pedagang dan pembeli dari seluruh Jawa dan sekitarnya. Berikutnya tahun 1927, pemerintah kolonial Belanda menugaskan pembangunan gedung pasar baru, dengan meminta keahlian arsitek terkenal Ir. Herman Thomas Karsten.
Baca Juga: Kulineran Usai Nonton Piala Dunia U-17 2023, Ini 7 Plesiran Kuliner yang Wajib Dicoba di Solo
Terinspirasi oleh gaya arsitektur Jawa dan Eropa, Karsten merancang struktur megah yang memadukan tradisi dan modernitas dengan mulus. Pintu masuk yang megah, dihiasi dengan ukiran rumit dan lengkungan yang menjulang, berfungsi sebagai pengingat yang mencolok akan signifikansi historis pasar.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
MilkLife Soccer Challenge Solo: SD Djamaatul Ichwan dan SD Al Azhar Syifa Budi Juara
-
Berdayakan Masyarakat Peternak Disabilitas, Kandang Merah Putih Bisa Tingkatkan Produksi
-
Lumbung Ternak Jateng Makin Mantap, Ahmad Luthfi Soroti Gebyar Kontes Sapi di Boyolali
-
Korlantas Polri Cek Lokasi Kecelakaan Maut di Tawangmangu, Ini Hasilnya
-
Ada Satu Balita, Ini Daftar Korban Tewas Kecelakaan Maut di Tawangmangu