SuaraSurakarta.id - Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) bersama Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dengan dukungan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, menyelenggarakan edukasi pencegahan stunting bagi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak yang digelar, di Graha Saba Buana Kota Solo, Kamis (7/9/2023).
Sekretaris Jenderal GPFI Andreas Bayu Aji mengatakan GPFI bekerja sama dengan Pemkot Surakarta dan BKKBN, menyelenggarakan kegiatan edukasi pencegahan stunting di 1.000 HPK anak sebagai bagian dari upaya bersama untuk memerangi masalah stunting yang serius di Solo.
"Kegiatan ini, menjadi salah satu rangkaian pra-event Rapat Kerja Nasional (Rakernas) GPFI 2023 dengan tema "Transformasi & Sinergi Pelaku Usaha Farmasi Untuk Masyarakat Indonesia yang Sehat, Produktif, Mandiri dan Berkeadilan"," kata Andreas dilansir dari ANTARA.
Meskipun angka stunting di Indonesia terus menurun setiap tahun, kata dia, namun berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen pada 2022, dimana angka ini masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan prevalensi stunting di bawah 20 persen. Sehingga, percepatan penurunan stunting pada balita menjadi salah satu program prioritas Pemerintah.
Baca Juga: Asian Agri Gandeng Puskesmas Bantu Percepatan Penurunan Stunting di Bilah Hilir
Dengan target penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024, katanya, pemerintah secara terbuka mengundang seluruh pihak untuk mendukung hal ini, salah satunya pada masa seribu hari pertama kehidupan.
Seribu hari pertama kehidupan anak adalah waktu paling kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Masa 1.000 HPK terdiri atas 270 hari selama kehamilan ibu dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak.
Pola makan gizi seimbang menjadi kunci dan harus diterapkan mulai dari masa kehamilan, dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI).
Pada acara edukasi pencegahan stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak itu, kata dia, menjadi forum komunikasi, informasi, dan edukasi yang diselenggarakan oleh Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia dan Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dengan dukungan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Ia menjelaskan acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang stunting dan upaya pencegahannya kepada masyarakat, terutama kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan para bidan yang memiliki peran kunci dalam menjaga kesehatan anak-anak sejak awal kehidupan mereka.
Baca Juga: Jadi Andalan Cegah Stunting di Depok, Apa Itu Program Ceting?
Acara ini berlangsung dengan sukses dengan dihadiri oleh sekitar 1.000 peserta yang terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, dan bidan. Peserta mendapatkan wawasan yang berharga tentang stunting dan strategi pencegahannya melalui berbagai kegiatan informatif dan interaktif.
"Kami percaya stunting menjadi tugas bersama untuk segera dapat diselesaikan. Dengan bersatunya semua pihak, termasuk perusahaan farmasi, pemerintah, dan masyarakat, dapat menciptakan perubahan positif dalam upaya pencegahan stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak, merasa sangat bersemangat dalam memerangi stunting di Indonesia," katanya.
Kepala BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistya Ediningsih mengatakan Kegiatan tersebut juga berhasil mendapat respon positif dari masyarakat dan pejabat daerah yang hadir. Diharapkan hal ini dapat menjadi pembuka bagi elemen masyarakat lain untuk bersama memerangi stunting di lingkungan masing-masing.
"Momen 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak adalah periode penting dalam pembentukan kesehatan anak-anak kita. Dengan edukasi yang tepat, kita dapat memberikan anak-anak dimasa depan yang lebih baik. BKKBN sangat bangga dapat mendukung acara ini. Pencegahan stunting adalah salah satu prioritas kami, dan kerja sama dengan GPFI dan Pemerintah Kota Surakarta adalah langkah yang sangat positif dalam mencapai tujuan ini," katanya.
Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia bersama BKKBN-RI dan Pemerintah Kota Solo berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam mengatasi permasalahan stunting di Indonesia. Pihaknya percaya bahwa melalui edukasi dan kolaborasi yang kuat, dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan cerah bagi anak-anak Indonesia.
Berita Terkait
-
Ketum TP PKK Tekankan Pentingnya Inovasi dan Adaptasi Teknologi Informasi Dalam Laksanakan Program PKK
-
Kunjungan ke Jayawijaya, Wamendagri Ribka Ingatkan Bahaya Stunting bagi Anak-Anak
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Marak Tren Pernikahan Dini di Media Sosial, Stop Romantisasi!
-
Salmon Kebanting! Ikan Lemuru Banyuwangi Punya Kandungan Setara, tapi Harga Lebih Murah
Tag
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Kesatria Bengawan Solo Datangkan Center Timnas Taiwan William Artino, Ini Statistiknya
-
Gibran Bakal Nyoblos di TPS 18 Manahan, Tak Ada Persiapan Khusus
-
18 Kadin Provinsi Gugat Penyelenggaraan Munaslub 2024
-
Wapres Gibran Nyoblos di Solo, 2.500 Petugas Gabungan Disiagakan
-
Dugaan Intimidasi Berlanjut, Selebgram Mojokerto Bakal Dilaporkan Balik ke Polresta Solo