Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 13 April 2023 | 09:43 WIB
Istri Mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) Shinta Nuriyah Wahid. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Istri mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), Shinta Nuriyah Wahid mempunyai kebiasaan saat bulan ramadan tiba yang hingga saat ini masih dijalankan.

Kebiasaan itu adalah sahur bersama kaum duafa dan kaum marjinal bukan buka bersama. Kegiatan itu pun digelar pelataran atau halaman tempat ibadah, seperti gereja dan kuil. 

"Saya mendirikan sebuah kegiatan yang dilakukan sejak mendampingi Gus Dur di Istana Negara, jadi sudah ada sekitar 23 tahun. Kegiatannya itu sahur bersama kaum duafa dan kaum marjinal. Jadi bukan buka bersama," ujar Shinta Nuriyah saat ditemui usai mengelar Safari Kebangsaan di Balai Kota Solo, Rabu (12/4/2023).

Shinta menjelaskan ada perbedaan antara buka bersama dan sahur bersama. Tujuan berbuka itu untuk membatalkan puasa, kalau bersahur untuk mengajak berpuasa.

Baca Juga: Jadwal Imsak, Buka Puasa, Sholat Wilayah Soreang dan Sekitarnya 13 April 2023

"Jadi itu tujuan utama kalau sahur bersama. Banyak sekali yang menggelar buka puasa, padahal mereka yang menyelenggarakan tidak puasa, yang diajak pun banyak juga yang tidak puasa. Maka saya menekankan kegiatan saya adalah sahur bersama kau duafa dan marjinal," katanya. 

Menurutnya kegiatan sahur bersama yang diadakan ini tidak memandang suku maupun agama. Shinta mengajak semua komponen yang ada di Indonesia, apapun sukunya dan apapun agamanya. 

"Kalau saya mengajak mereka dan mereka menyelenggarakan sebaik-baiknya, kenapa tidak boleh bersahur di halaman gereja maupun kuil. Kan itu juga bumi Allah," papar dia.

Meski menggelar sahur bersama di halaman gereja atau kuil, Shinta menegaskan tidak mengikuti ritual mereka.

"Kita tidak mengikuti ritual mereka. Kita hanya numpang di halamannya, jangan dikait-kaitkan dengan agama karena kita tidak mengikuti ritualnya," jelasnya. 

Baca Juga: Ayu Ting Ting Ikut Bangunin Warga Kampungnya Sahur, Warganet: Khas Anak Gang Senggol

 "Jadi kita saling bergotong royong, saling menghormati, saling menghargai dengan cara begitu. Bukan kita menghormati dan menghargai mengikuti ritual mereka, artinya toleransi buka begitu," ungkap dia.

Shinta menambahkan jika kegiatan sahur bersama ini masih dijalankan hingga sekarang. 

"Masih sampai sekarang dijalankan," pungkasnya

Kontributor : Ari Welianto

Load More