"Yang penting esensi dari potensi itu tidak hilang, karena inilah karakternya," katanya.
Kuliner yang dikemas dengan menarik untuk kemudian dikirim ke luar daerah bukan sekadar digunakan sebagai promosi, melainkan juga menjadi bagian dari kuliner diplomasi sebuah daerah. Dengan begitu, kekayaan kuliner tradisional menjadi terangkat, seperti serabi dan sosis solo.
Meski demikian, tidak semua makanan layak dikemas untuk siap dikirimkan hingga luar kota. Selat, misalnya, lebih enak dinikmati langsung dengan datang langsung ke Solo.
Mengenai banyaknya restoran maupun kafe yang menjadikan makanan tradisional sebagai bagian dari menu, juga layak diapresiasi. Seperti di Pracima Tuin, ia sepakat jika harga menu harus disesuaikan dengan tempat maupun suasana yang disajikan oleh pihak restoran.
"Kalau di Mangkunegaran, kami tidak hanya melihat menu tetapi juga atmosfer, lingkungan. Ini adalah sebuah living heritage, jadi tidak bisa dinikmati di tempat lain," katanya.
Mungkin menu yang disajikan di sana bisa diduplikasi oleh restoran lain, namun untuk atmosfer hingga pelayanannya hanya terdapat di Pracima Tuin.
Makanan tradisional yang disajikan secara kekinian dengan ilmu kulinari tinggi layak dibanderol dengan harga mahal. Menu ini menyasar kalangan tertentu yang ingin tetap menikmati masakan rumahan, namun berada dalam atmosfer unik dan eksklusif, meski harus mengeluarkan uang lebih.
Ia juga berharap agar atmosfer di tempat itu lebih dipertahankan untuk menjadi pembeda.
"Jadi, royal dinner, royal lounge. Sah-sah saja dan pasarnya ada," katanya merujuk sajian makan malam kerajaan di ruang Mangkunegaran.
Baca Juga: BMI Kota Solo Kirim Bantuan Logistik ke Lokasi Pengungsian Korban Banjir
Perhatian pemerintah
Namun demikian, saking kayanya dengan kuliner, Indonesia termasuk di dalamnya Solo, masih lemah dalam literasi kuliner tradisional.
Oleh karena itu, dibutuhkan pendokumentasian sebagai wujud dari aksi literasi. Selain penting untuk riset, dokumentasi juga penting untuk pengembangan sektor itu sendiri.
Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan pendampingan bagi pelaku UMKM, mulai dari proses produksi hingga promosi, sehingga produk dapat disajikan secara lebih baik.
Di Solo, pemerintah terlihat memberikan dukungan pada sektor ini. Beberapa kali, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menjamu sejumlah tamu di Restoran Pracima Tuin.
Beberapa di antaranya dari perkumpulan raja-raja se-Nusantara dan belum lama ini Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Lee Sang Deok. Melalui jamuan tersebut, Gibran ingin memperkenalkan menu tradisional khas Solo kepada banyak orang dengan sajian eksklusif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Wali Kota Solo Berencana Terapkan WFA ASN, Ini Respon Wamendagri
-
Sidang Mediasi Citizen Lawsuit Ijazah Palsu Jokowi Diprediksi Berakhir Deadclok?
-
Nekat Pesta Miras di Siang Bolong, Tiga Pria Ini Dikukut Polisi di Kawasan Manahan
-
Rencana WFH Dikritik Legislatif, Wali Kota Solo Beri Respon Menohok
-
DPRD Solo Kritik Rencana Wali Kota Terapkan WFH usai Dana ke Daerah Dipangkas