SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berkomitmen akan merevitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta.
Apalagi setelah kedua kubu, Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII dengan Lembaga Dewan Adat (LDA) keraton berdamai.
Gibran bahkan mengundang kedua kubu untuk berkumpul dan makan siang sambil membahas masalah rencana revitalisasi di Loji Gandrung, Rabu (4/1/2023).
Ada beberapa syarat yang sudah diajukan kepada pihak Keraton terkait rencana revitalisasi. Gibran mengakui jika syarat-syarat tersebut sudah disetujui oleh keluarga besar keraton.
Hanya saja, putra sulung Presiden Jokowi enggan menyampaikan secara detail syarat-syarat tersebut.
"Sudah saya sampaikan semua di dalam tadi. Enggak boleh, enggak usah saya sampaikan," terang Gibran saat ditemui, Rabu (4/1/2023).
Gibran mengakui, jika syaratnya itu banyak dan tidak ada konsekuensinya. Tadi tidak ada hitam di atas putih, kalau hitam di atas putih itu jika sudah mendekati pembangunan fisik dan lain-lainnya.
"Lihat aja Mangkunegaran. Tanda tangan hitam di atas putih juga belum. Itu nanti kalau uangnya sudah cair," ungkap dia.
Gibran jika ingin semuanya satu pintu, satu perintah dari Sinuhun PB XIII. Semua keluarga besar setuju dengan visi dan misi wali kota.
Baca Juga: Reaksi Santai Anies Baswedan Disenggol Anak Jokowi: Tiba-Tiba Mata Kedutan
Gibran menjamin akan memperlakukan Keraton Kasunanan Surakarta layaknya Pura Mangkunegaran khususnya dalam hal revitalisasi.
"Wes to tak dampingi, perlakuannya seperti Mangkunegaran itu lho," sambungnya.
Gibran mengatakan jika pemerintah akan bertanggungjawab dalam proses revitalisasi. Nantinya seluruh keluarga Keraton Kasunanan bisa urun rembuk dalam proses revitalisasi.
"Ini kan tanggungjawabnya Pemkot. Keluarga Keraton bisa urun rembuk, bisa berpartisipasi aktif. Karena ini kan asetnya keraton," papar dia.
Untuk revitalisasi nanti akan memulai langkah awal dalam hal anggaran. Karena islahnya Keraton pada 2023 ini dirasa sudah terlambat, karena semua anggaran sudah dialokasikan.
"Ini sudah tahun 2023 tanggal 4 Januari. Artinya semuanya sudah diketok. Coba misal kemarin damainya sebelum saya berangkat ke Dubai sebelum ke Abu Dhabi kan bisa dibicarakan. Nanti kita carikan solusi-solusi lain," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Meneladani Nabi, Ribuan Driver Gojek Doakan Persatuan Indonesia
-
Andika Perkasa dan RX Rudy Masuk Usulan Calon Ketua DPD PDIP Jateng
-
Politisi PAN Klaim Tak Tahu Ada Tunjangan: Itu Porsi dari Pemerintah Pusat
-
Politisi PAN Klaim Tak Tahu Ada Tunjangan: Itu Porsi dari Pemerintah Pusat