Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 11 November 2022 | 18:15 WIB
Ilustrasi perundungan terhadap siswi. [Suara.com/Iqbal Asaputro]

SuaraSurakarta.id - Dunia pendidikan di Kabupaten Sragen digegerkan dengan kasus perundungan siswi oleh oknum guru.

Siswi berinisial SF (14) dikabarkan menjadi korban perundungan oleh guru matematika berinsial SWN karena tak mengenakan jilbab.

Kepala SMAN 1 Sumberlawang, Suranti Tri Umiatsih membenarkan terjadinya perundungan tersebut.

Meski demikian, dirinya memastikan jika dugaan perundungan tersebut hanya mengerucut ke satu oknum guru saja.

"Kita harus introspeksi lagi untuk pelaksanaan di lapangan seperti yang diharapkan. Setelah adanya ini, juga ada hikmah besar," kata Suranti, Jumat (11/11/2022).

Dirinya menegaskan, kasus itu juga bakal mengevaluasi mengingat sekolah SMA N 1 Sumberlawang adalah sekolah penggerak.

"Kita diamanahi sama orang tua untuk mendidik anak selama di sekolah menjadi kewajiban kami, semaksimal mungkin bapak ibu mengajar sesuai poksinya, memaksimalkan waktunya," paparnya.

Harapannya, tidak ada lagi aksi bullying di sekolah. Dinilai Suranti, saat ini banyak pengaruh buruk yang memengaruhi para anak untuk melakukan bullying. Dua di antaranya adalah pergaulan dan media sosial.

"Tak dipungkiri perubahan zaman digital saat ini, Jadi harapan kami ini menjadi pemahaman bagi anak-anak mengenai bullying. Sebab, kita perlu berikan pemahaman sedari dini agar bisa menghindari dan meningkatkan kepedulian," tegasnya.

Baca Juga: Diduga Ada Sosok di Belakang Susi, Biasanya Tak Pakai Jilbab, Jaksa: Pakai Handsfree?

Dari informasi yang dihimpun, perundungan itu bermula saat korban mendapat nasihat dari pelaku di depan teman sekelasnya.

Saat itu, SWN diduga berkata jika percuma pintar pelajaran matematika jika korban tidak memakai jilbab.

Sontak saja, setelah mendapatkan perundungan itu, korban menangis dan mengadu ke orang tuanya.

"Oknum guru itu bilangnya kamu orang islam kok nggak pakai hijab. Benar kamu pintar matematika, tapi agama jauh lebih penting," ungkap orangtua korban, Agung Purnomo, Jumat (11/11/2022).

"Pakai hijab lebih penting. Apalah artinya pintar matematika kalau tidak pakai jilbab," lanjut Agung usai mendengar cerita dari putrinya

Tak terima dengan perlakuan yang diterima putrinya, Agung akhirnya melaporkan kasus perundungan itu ke Polres bersama sang putri didampingi istrinya.

Setiba di Polres, mereka langsung melaporkan kasus perundungan itu ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim dan diterima oleh Kanit PPA, Ipda Tri Ediyanto.

Load More